Pertanianku – Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat pada satu minggu setelah dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan. Keberhasilan penyerbukan buatan yang kemudian diikuti oleh pembuahan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah kompatibilitas tetua, tepat waktu reseptif betina dan antesis jantan, kesuburan tanaman, serta faktor lingkungan. Kompatibilitas tetua terkait dengan gen-gen yang terkandung pada tetua jantan dan betina. Waktu reseptif betina dan antesis jantan dapat dilihat dari ciri morfologi bunga. Bunga yang terbaik adalah bunga yang akan mekar pada hari tersebut. Sementara itu, faktor lingkungan yang berpengaruh pada keberhasilan persilangan buatan adalah curah hujan, cahaya mahatari, kelembapan, dan suhu. Curah hujan dan suhu tinggi akan menyebabkan rendahnya keberhasilan persilangan buatan.
Pada persilangan buatan tanaman hermaprodit atau juga tanaman lainnya, biji yang dihasilkan belum tentu merupakan hasil persilangan buatan. Bisa jadi biji tersebut merupakan hasil selfing (untuk bunga hermaprodit) atau hasil persilangan tanaman lain (karena proses isolasi yang tidak sempurna). Oleh karena itu, perlu dilakukan uji hibriditas. Uji hibriditas adalah pengujian lapangan dan atau laboratorium untuk mengetahui kebenaran varietas hibrida secara genetik sesuai varietas asli (autentik).
Uji hibriditas memerlukan penanda. Penanda dapat merupakan morfologi atau molekuler. Karakter kualitatif tanaman dapat digunakan sebagai penanda morfologi. Karakter kualitatif ini sedapat mungkin dapat dideteksi sedini mungkin, misalnya pada fase bibit. Sebagai contoh persilangan antara tanaman tetua betina yang pada fase bibit mempunyai warna hipokotil hijau dengan tanaman tetua jantan yang pada fase bibit mempunyai warna hipokotil violet akan menghasilkan F1 yang pada bibitnya mempunyai warna hipokotil violet.
Jika pada fase bibit tidak memungkinkan untuk mendeteksi hasil persilangan tersebut maka dilanjutkan dengan karakter vegetatif, bahkan sampai tanaman F1 berbuah. Sebagai contoh, persilangan antara tanaman tetua betina yang pada fase buah muda mempunyai warna bahu buah putih dengan tanaman tetua jantan yang pada fase buah muda mempunyai warna bahu buah hijau akan menghasilkan F1 yang pada fase buah muda mempunyai warna bahu buah hijau.
Sumber: Buku Bertanam Tomat di musim hujan