Pertanianku – Membeli atau mendatangkan benih untuk digunakan pada kegiatan pembesaran dapat dilakukan apabila wadah pembesarannya sudah siap secara teknis. Setelah benih tiba di lokasi, suhu air di dalam kantong disetarakan dengan suhu air di dalam wadah pembesaran. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menempatkan kantong plastik di atas air dan membiarkannya sekitar 5—15 menit, tergantung kondisi benih di dalam kantong. Jika ternyata kondisi benih di dalamnya lemah, sebaiknya kantong plastik langsung dibuka, lalu air dimasukkan ke dalam wadah pembesaran sedikit demi sedikit. Dengan demikian, suhu air di dalam kantong kurang lebih sama dengan suhu air di dalam wadah pembesaran.
Tujuan lain dari perlakuan tersebut adalah agar benih relatif cepat dalam mendapatkan air yang segar. Semua proses adaptasi benih ini dikenal dengan sebutan aklimatisasi. Jika kondisi benih yang akan ditebar tidak terlalu sehat, perlu dilakukan antisipasi untuk menghindari benih dari penyakit. Caranya, benih direndam dalam larutan kalium permanganat dengan konsentrasi 4—5 ppm dalam waktu 15—30 menit. Hal ini dilakukan agar ikan tidak terinfeksi serangan penyakit.
Padat tebar benih ikan nila berbeda-beda, tergantung kolamnya. Untuk kolam air tenang, kepadatannya cukup 10 ekor/m2. Jika yang digunakan selama pemeliharaan di KAT adalah pakan di bawah standar atau menggunakan sumber bahan pakan yang kandungan proteinnya di bawah 26%, padat tebar dapat dikurangi hingga 5 ekor/m2. Sementara itu, jika kolam yang digunakan berupa kolam sistem air mengalir, padat tebarnya bisa ditingkatkan hingga 20 ekor/m2. Untuk pemeliharaan di KJA, padat tebar yang dianjurkan adalah 40—50 ekor/m2. Kualitas air selama pemeliharaan sangat menentukan daya dukung wadah. Artinya, semakin baik kualitas air wadah budi daya, akan semakin tinggi kemampuannya untuk mendukung pertumbuhan ikan.
Sumber: Buku Pembesaran Nila 2,5 Bulan