Pertanianku – Setelah melalui masa karantina di kolam induk, diharapkan akan dihasilkan calon indukan yang berkualitas, siap untuk ditebar, dan akan melakukan pemijahan. Pada saat penebaran, harus diperhatikan beberapa cara sebagai berikut.
Penebaran benih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Gunakan peralatan untuk menebar yang berbahan lembut dan memiliki permukaan licin, misalnya ember plastik. Hal ini untuk mencegah kulit belut luka.
2) Masukkan ember yang berisi indukan ke dalam kolam denga posisi miring dan biarkan indukan keluar dengan sendirinya.
3) Lakukan penebaran induk jantan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar induk jantan bisa mempersiapkan sarang/ lubang di dalam kolam.
4) Bila sarang/lubang telah selesai dibuat oleh induk jantan, tebar induk betina ke dalam kolam yang telah berisi induk jantan.
5) Lakukan penebaran secara perlahan agar air tidak menjadi keruh. Sebaiknya, penebaran dilakukan pada sore hari menjelang magrib.
b. Komposisi dan padat tebar
Pada umumnya, satu belut jantan dapat membuahi telurtelur dari 4—5 belut betina dalam satu kali pemijahan sehingga perbandingan antara jantan dan betina adalah 1 : 4—5. Hanya saja, idealnya untuk ukuran wadah 2 m2, induk yang ditebar 2 ekor jantan dan 8 ekor betina. Hal ini karena belut termasuk hewan yangbersifat teritoria sehingga mempunyai wilayah kekuasaan. Induk belut, khususnya jantan, akan mengalami kondisi ini terutama ketika memasuki masa-masa pemijahan. Bila daerah kekuasaannya terganggu, belut akan menjadi agresif. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan padat tebar indukan, terutama jumlah jantan. Selain untuk menjaga agar belut tidak berebut teritorial, juga untuk menyesuaikan dengan nutrisi yang ada.