Penelitian Kulit Manggis di Indonesia

Pertanianku – Penelitian akan manfaat kulit manggis di Indonesia memang belum banyak dilakukan. Hal itu karena manggis lebih populer dikonsumsi sebagai buah, bukan sebagai herbal. Penelitian yang dilakukan lebih banyak terfokus untuk mengungkap kandungan senyawa manggis. Menurut Soedibyo (2008) dalam Alam Sumber Kesehatan, senyawa xanthone, mangostin, garsinone, flavonoid, dan tanin di buah manggis merupakan senyawa bioaktif fenolik. Senyawasenyawa itu diduga berperan dalam menentukan jumlah antioksidan di manggis. Kulit buah manggis yang mengandung senyawa xanthone memiliki fungsi antioksidan tinggi sehingga dapat menetralkan dan menghancurkan radikal bebas yang memicu munculnya penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, arthritis, katarak, dan diabetes mellitus.

Penelitian Kulit Manggis di Indonesia

Penelitian lain juga dilakukan oleh Dwi Oktaviani Jamil dan Taslim Ersam dari Jurusan Kimia, Institut Teknologi Sepuluh November di Surabaya pada 2009. Dari penelitian tersebut, terungkap tiga senyawa xanthone terprenilasi yang berasal dari dua spesies manggis, yakni 1,4,5,7-tetrahidroksi-2 (1,1 dimetil alil) xanthone (1), α-mangostin (2), dan 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-8-(3-metil-2-butenil)-4-(3,7-dimetil-2,6- oktadienil) xanthone (3) dan menunjukkan potensi antikanker sehingga memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai obat antikanker.

Riset lain yang dilakukan peneliti dari Jurusan Farmasi, Universitas Andalas. Riset tersebut menyimpulkan bahwa pemberian senyawa alpha mangostin dengan berbagai dosis pada mencit (dosis 30, 100, dan 300 mg/kg berat badan) dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida dan LDL, serta meningkatkan kadar HDL darah mencit. Seperti halnya senyawa xanthone sebagai antikanker, senyawa alpha mangostin dapat dikembangkan menjadi obat antiarterosklerosis.

 

Sumber: Ramuan dan Khasiat Kulit manggis