Penelitian Mengungkap Ayam Termasuk Hewan Pintar

    Pertanianku — Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk membuktikan kecerdasan binatang seperti ikan mas, gurita, lumba-lumba, sampai anjing. Kini, ahli saraf Lori Marino dari Kimella Center for Animal Advocacy ingin menambahkan bahwa kelas aves seperti ayam termasuk hewan pintar.

    Foto: Pixabay

    Marino telah meneliti tentang kognisi, emosi, dan perilaku ayam dan diterbitkan dalam jurnal Animal Cognition pada Maret 2017. Dikatakan dalam jurnal tersebut bahwa aves sudah menjadi fokus penelitiannya untuk memahami anatomi saraf, kognisi, dan kerumitan sosial.

    Beberapa unggas atau burung yang masuk dalam kelas aves pun diketahui mempunyai akal, emosi, dan interaksi sosial seperti mamalia.

    Seperti tertuang di Science Daily, Selasa (3/1/2017), Marino membuktikan bahwa ayam juga dapat berhitung. Hal ini dibuktikan lewat anak ayam yang baru berusia lima hari. Dia mengelompokkan dua benda dengan jumlah berbeda.

    Ternyata, anak ayam tersebut mampu memilih secara berurutan dimulai dari jumlah benda paling banyak ke jumlah yang lebih sedikit. Ini merupakan pemahaman konsep paling dasar dalam aritmatika, yaitu pengurangan dan penambahan.

    Lalu, ayam juga bisa mengingat jejak bola yang hilang selama 180 detik, asalkan melihat arah dan pergerakan bola tersebut selama satu menit sampai bola menghilang. Kemampuan ini mirip dengan primata.

    Cara berkomunikasi ayam pun terbilang rumit. Menurut Marino, ayam setidaknya memiliki 24 vokalisasi suara berbeda-beda dan memiliki perbendaharaan suara yang unik dengan jumlah yang banyak.

    “Sayangnya, dunia terlalu lamban untuk mengaitkan kecerdasan tersebut dengan ayam. Salah satu faktornya adalah lantaran kita makan begitu banyak ayam. Akibatnya, kita abai terhadap dampak sistem produksi ayam bagi makhluk berakal yang memiliki kecerdasan, emosi, dan interaksi sosial ini,” ujar Marino.

    Sistem produksi yang dimaksudkan, yaitu merujuk pada peternakan. Seperti yang kita tahu, saat ini ayam diternak secara besar-besaran dan Marino khawatir hal tersebut bisa menghilangkan akal dari spesies ayam.

    Mari bandingkan dengan anjing atau kucing yang sudah dikenal kecerdasannya. Banyak bukti kecerdasan yang dimiliki anjing atau kucing sehingga menjadikan manusia cenderung melimpahkan kasih sayangnya. Semacam ada empati sosial. Oleh karenanya, tidak ada peternakan anjing atau kucing. Jika pun ada, kesannya hal itu tidak manusiawi.

    Kembali ke ayam, jika sejak dahulu manusia tahu bahwa ayam adalah hewan yang cerdas dan punya akal, mungkin perlakuannya akan berbeda. Dalam membuat penelitian ini, Marino berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik untuk literatur ilmiah tentang perilaku ayam.