Penentuan Lokasi Peternakan Ayam

Pertanianku – Langkah selanjutnya setelah niat untuk beternak ditentukan adalah menentukan lokasi. Penentuan lokasi penting dilakukan karena usaha peternakan memerlukan suatu areal khusus karena sifat dan kondisi fisiologisnya yang menentukan demikian. Besar atau kecilnya usaha peternakan ayam kampung tetap membutuhkan suatu lokasi agar benar-benar membawa manfaat buat peternak. Bila memelihara satu atau dua ekor memang tidak menjadi masalah, tetapi bila sudah puluhan atau ratusan ekor tentu harus dipikirkan suatu lokasi yang tepat. Ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan sebelum memilih lokasi peternakan ayam.

Penentuan Lokasi Peternakan Ayam

Ayam kampung seperti unggas pada umumnya, apabila dipelihara dalam jumlah besar, menimbulkan gangguan pada lingkungan sekitarnya. Gangguan tersebut dapat berupa suara ayam, kotoran ayam, pakan, serta lalu lintas pengangkutan produksi dan sarana produksi. Lingkungan juga dapat berdampak buruk bagi ayam itu sendiri. Misalnya, berperan dalam perpindahan penyakit yang dapat memusnahkan seluruh ayam yang ada. Faktor kedua inilah yang menyebabkan lokasi peternakan tidak boleh terlalu dekat dengan keramaian masyarakat. Selain itu, masyarakat yang berada di sekitar dapat pula menyebabkan gangguan keamanan peternakan.

Syarat-syarat lokasi yang dipilih dalam beternak ayam kampung adalah sebagai berikut.

  1. Lokasi peternakan tidak jauh dari daerah pemasaran hasil dan atau tidak jauh dari tempat pengadaan faktor produksi. Apabila keduanya tidak dapat diperoleh secara bersamaan maka yang diutamakan adalah dekat dengan lokasi pengadaan faktor produksi. Apabila jauh dengan pemasaran, ada kemungkinan pembeli mengambil sendiri ke lokasi peternakan atau pengumpul yang akan datang ke peternakan.
  2. Lokasi peternakan hendaknya jauh dari keramaian, tetapi ada jalur transportasi dan komunikasi. Lokasi yang memenuhi persyaratan ini yaitu daerah di pinggiran kota atau di desa-desa. Keramaian akan mengganggu ternak dan sebaliknya. Sementara itu, jalur transportasi berguna untuk memudahkan pemasaran hasil dan penyediaan faktor produksi.
  3. Lokasi peternakan hendaknya memperhatikan tata guna tanah dari pemerintah daerah setempat, terutama untuk peternakan yang akan berlangsung lama. Penentuan tata lokasi ini diperlukan karena suatu kawasan akan terus berkembang sesuai dengan peruntukannya. Lokasi peternakan yang dipilih, peruntukan ke depannya bukan sebagai pusat perkantoran atau permukiman penduduk. Namun, apabila peternak hanya sekadar untuk memanfaatkan tanah kosong sambil menunggu harga tanah naik, hal tersebut tidak perlu terlalu diperhatikan.
  4. Lokasi peternakan hendaknya mempunyai fasilitas fisik yang memadai, di antaranya cukup air, tidak di bawah lembah atau bukit, dan mempunyai masa depan sebagai lokasi agribisnis yang baik. Penentuan lokasi tersebut sangat diperlukan apabila usaha peternakan benar-benar akan dijadikan bisnis yang diharapkan dapat terus berkembang. Apabila terdapat banyak alternatif pilihan lokasi, peternak perlu memilih salah satu yang sesuai serta perlu diperhitungkan pula biaya oportunitasnya (oportunity cost). Apabila semua faktor sama-sama dapat mendukung tujuan, dipilih lokasi dengan biaya oportunitas terendah.

Tata letak perkandangan suatu peternakan ayam mempunyai pengaruh terhadap jarak tempuh pekerja kandang dalam bekerja. Jarak tempuh yang terlalu panjang akan mengakibatkan turunnya produktivitas pekerja kandang dan meningkatkan pengeluaran biaya tenaga kerja. Semakin pendek jarak tempuh yang dilalui pekerja kandang dalam bekerja, semakin efisien tata letak perkandangan tersebut (Mc Adle, 1992).

Setelah lokasi telah ditentukan, langkah berikutnya adalah merancang kondisi fisik peternakan. Untuk keperluan fisik kandang yang terpenting adalah kandang dan perkandangan. Kandang dan perkandangan tersebut harus direncanakan dengan matang agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Dalam membangun kandang dibutuhkan perencanaan produksi. Oleh karena itu, dalam proses perencanaan perlu melihat masalah produksi dan sistem produksi dalam perencanaan lebih dulu.

 

Sumber: Buku Beternak  Ayam Kampung