Penentuan Lokasi Usaha Penggemukan Sapi

Pertanianku –  Agar usaha penggemukan sapi potong dapat berjalan dan berlangsung dengan baik, faktor lokasi harus diperhatikan. Penentuan lokasi lebih berhubungan dengan faktor teknis terhadap komoditas yang akan dipelihara. Pada penentuan lokasi untuk usaha penggemukan sapi potong, faktor-faktor yang harus diperhatikan di antaranya adalah suhu, luas lahan, kondisi lingkungan, potensi sumber pakan, sumber air, dan akses ke jalan.

Penentuan Lokasi Usaha Penggemukan Sapi

  1. Suhu

Untuk penentuan lokasi, ada baiknya Anda memperhatikan bangsa sapi apa yang akan digemukkan. Sedikit banyak, suhu dan kelembapan membawa pengaruh pada pertumbuhan sapi untuk mencapai tingkatan pertumbuhan yang optimal. Di daerah tropis seperti di Indonesia, suhu sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya daerah dari permukaan air laut. Misalnya, sapi perah lebih cocok dipelihara di daerah yang memiliki suasana sejuk dengan suhu sekitar 23—28° C. Dengan kisaran suhu tersebut, sapi fresian holstein (sapi perah), simmental, dan limousin yang telah diadaptasikan memiliki laju pertumbuhan yang cukup baik.

  1. Luas lahan

Pertimbangan luas lahan berhubungan dengan kemampuan Anda saat ini dan cita-cita pengembangan usaha di masa yang akan datang. Lahan yang relatif luas cukup bagus karena ada lahan untuk pengembangan bila usaha tersebut berkembang serta untuk diversifikasi usaha atau usaha terpadu. Namun demikian, lahan yang luas cukup sulit didapat dan membutuhkan investasi yang besar.

Untuk tahap awal, Anda dapat memanfaatkan lahan yang ada. Setelah usaha berkembang, Anda dapat membuka usaha di tempat baru atau mengembangkan di tempat lain.

  1. Kondisi lingkungan

Ternak sapi dalam populasi banyak berpotensi menghasilkan sisa kotoran dan urine, sisa limbah pakan yang tidak termakan, serta pembuangan air pada waktu memandikan sapi yang akan mengganggu lingkungan. Dengan demikian, lokasi usaha penggemukan sapi harus mampu menampung proses pengolahan limbah tersebut. Sebaiknya, limbah dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan oleh warga, seperti biogas dan pupuk kandang. Begitu pula dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Ada kemungkinan warga sekitar peternakan terganggu dengan aktivitas perusahaan, limbah yang dihasilkan, dan terjadinya kecemburuan sosial.

  1. Potensi sumber pakan

Sebaiknya lokasi peternakan dekat areal persawahan, perladangan, atau perkebunan. Sisa produksi pertanian/perkebunan dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi. Bila mungkin, dapat mengembangkan usaha terpadu. Dalam kawasan penggemukan sapi, ada lahan kebun rumput gajah, pabrik pembuatan tahu, dan penggilingan padi. Dengan keterpaduan usaha tersebut, ampas tahu dan dedak limbah penggilingan padi dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi.

  1. Sumber air

Penggemukan sapi membutuhkan air untuk minum dan kebutuhan memandikan sapi. Sumber air dapat diperoleh dari sumur atau sungai. Pada peternakan besar, kebutuhan air biasanya dipenuhi dengan memanfaatkan air sumur.

  1. Akses ke jalan

Sebaiknya lokasi peternakan sapi dekat dari jalan utama, walau tidak mutlak. Karena, lokasi peternakan bisa saja masuk dari jalan utama, tetapi harus bisa dilewati kendaraan roda empat. Akses jalan yang mudah akan membantu aktivitas usaha peternakan, baik untuk mengangkut kebutuhan produksi keluar atau masuk ke perusahaan.

 

Sumber: Buku Penggemukan Sapi Potong Hari per Hari