Penerimaan dari Bisnis Penggemukan Sapi

Pertanianku – Penerimaan dari bisnis penggemukan sapi berupa penjualan sapi yangtelah digemukkan dan kotoran sapi berupa pupuk kandang. Namun, penerimaan dari pupuk kandang terkadang tidak dimasukkan sebagai penerimaan langsung karena belum semua pupuk kandang yang dihasilkan memiliki nilai ekonomis. Pada umumnya, pupuk kandang yang dihasilkan tidak dijual oleh para peternak melainkan digunakan untuk memupuk tanaman pertaniannya atau dibuang sama sekali.

Sapi perah FH_Pondok Ranggon_Febri_030512 (37)

Bisnis penggemukan sapi yang tujuan utamanya menjual sapi yang telah digemukkan, besarnya penerimaan akan sangat tergantung pada pertambahan bobot badan sapi yang dicapai selama proses penggemukan dan harga per kilogram bobot badan hidup. Harga sapi didasarkan pada satuan per kilogram bobot badan hidup. Hal itu karena pada umumnya para peternak penggemukan sapi menjual sapi-sapi yang sudah digemukkan kepada pedagang ternak dengan harga yang didasarkan pada bobot badan hidup.

Pertambahan bobot badan sapi ditentukan oleh berbagai faktor, terutama jenis sapi, jenis kelamin, umur, ransum atau pakan yang diberikan, serta teknik pengelolaannya. Sapi luar negeri pada umumnya memiliki pertambahan bobot badan yang tinggi dibandingkan dengan jenis sapi lokal. Akan tetapi, jenis sapi luar negeri juga membutuhkan ransum yang lebih banyak dan berkualitas dibandingkan dengan sapi lokal. Di antara jenis sapi lokal, sapi ongole dan sapi bali memiliki pertambahan bobot badan yang lebih tinggi. Namun, perlu ditegaskan bahwa jenis sapi yang memiliki pertambahan bobot badan yang lebih tinggi belum tentu akan lebih ekonomis untuk digemukkan. Salah satu hal yang dapat dijelaskan adalah sapi-sapi yang memiliki bobot badan yang lebih tinggi akan membutuhkan ransum yang lebih banyak dan lebih berkualitas sehingga biaya ransum Menjadi lebih tinggi.

Pertumbuhan sapi merupakan pertambahan bobot badan dan perkembangan dari bagian-bagian tubuhnya. Proses pertumbuhan pada sapi dimulai sejak terjadinya pembuahan dalam uterus, kelahiran, sampai mengalami masa remaja atau pubertas hingga menjadi dewasa. Pertumbuhan yang cepat terjadi pada periode lahir hingga usia penyapihan dan pubertas. Namun, setelah usia pubertas hingga usia remaja, laju pertumbuhan mulai menurun dan akan terus menurun hingga usia dewasa. Pada usia dewasa, pertumbuhan sapi berhenti. Sejak sapi dilahirkan sampai dengan usia pubertas (umur 8—10 bulan) merupakan fase hidup sapi yang laju pertumbuhannya sangat cepat. Hal ini berarti bahwa pada saat tersebut merupakan fase yang paling efisien dalam menggunakan ransum atau pakan untuk meningkatkan bobot badan.

Pada sapi yang telah mencapai usia dewasa, penggunaan ransum untuk meningkatkan bobot badan sudah semakin tidak efisien. Oleh karena itu,untuk mencapai efisiensi ekonomi yang lebih tinggi pada penggemukan sapi, peternak harus mengetahui saat yang paling tepat untuk penggemukan, lama penggemukan, dan saat yang tepat untuk menjual sapi yang telah digemukkan. Walaupun sapi telah mencapai usia dewasa dan pertumbuhannya telah berhenti, peningkatan bobot badan akan tetap terjadi apabila digemukkan. Peningkatan bobot badan terjadi karena adanya penimbunan lemak, bukan dari arti pertumbuhan sesungguhnya. Dengan demikian, akan lebih ekonomis bila sapi yang digemukkan masih berada dalam fase pertumbuhan yang cepat dan belum mengalami kedewasaan.

Sapi dari Eropa umumnya mengalami kedewasaan pada umur tiga tahun, sedangkan sapi dari daerah tropis umumnya mengalami kedewasaan pada umur empat tahun. Pemilihan sapi pada umur yang masih mengalami pertumbuhan yang cepat ini akan memberikan dampak yang lebih ekonomis dan mencegah penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Lemak yang berlebihan akan menurunkan kualitas daging yang diproduksi. Akhir-akhir ini daging yang berlemak kurang disukai para konsumen karena dikhawatirkan akan menimbulkan bahaya kolesterol.

Pengaruh jenis kelamin terhadap pertambahan bobot badan juga merupakan faktor yang jelas. Sapi jantan akan lebih cepat tumbuh atau memiliki pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi betina. Oleh karena itu, para peternak lebih memilih sapi jantan sebagai bakalan.

Pengaruh ransum atau pakan terhadap pertambahan bobot badan sudah ditunjukkan oleh berbagai hasil penelitian. Sapi yang digemukkan hanya dengan pemberian hijauan tidak akan mampu mencapai pertambahan bobot badan yang tinggi dan waktu penggemukannya Pun relatif lama. Sebaliknya, pemberian ransum yang terdiri atas hijauan dan sejumlah konsentrat akan dapat mencapai pertambahan bobot badan yang tinggi dengan waktu penggemukan yang relatif singkat.

Pemberian konsentrat di samping pemberian hijauan tidak hanya meningkatkan pertambahan bobot badan, tetapi juga akan meningkatkan produksi karkas. Peningkatan produksi karkas akan berakibat pada harga penjualan sapi yang lebih mahal. Penelitian yang telah dilakukan di Balai Penelitian Ternak Bogor mengungkapkan bahwa sapi madura, sapi peranakan ongole, dan sapi bali yang diberi konsentrat dan hijauan telah meningkatkan persentase karkas dari 44,32% menjadi 49,90% (Rangkuti dkk., 1976). Walaupun terjadi pertambahan biaya ransum dengan pemberian konsentrat, tetapi tambahan biaya tersebut pada umumnya masih berada jauh di bawah nilai pertambahan bobot badan yang dicapai. Penelitian yang telah dilakukan pada sapi madura jantan dengan pemberian konsentrat masing-masing 26,6% dan 42,0% dari ransum yang diberikan, mendapatkan pertambahan bobot badan masing-masing sebesar 0,31 kg/hari dan 0,61 kg/hari (Gunawan dan Soejono, 1992). Pertambahan bobot badan yang dicapai telah mendatangkan penerimaan masingmasing sebesar Rp63.393,00 dan Rp107.083,00. Dengan demikian, semakin tinggi pertambahan bobot badan yang dicapai, akan semakin tinggi pula penerimaan. Namun, pertambahan bobot badan yang lebih tinggi belum tentu akan lebih ekonomis. Penelitian yang diutarakan di atas menunjukkan bahwa dilihat dari benefit cost ratio, ternyata yang paling ekonomis adalah pemberian konsentrat sebanyak 26,6% dari ransum. Perlakuan ini akan memberikan pertambahan bobot badan sebesar 0,31 kg/hari.

 

Sumber: Buku Bisnis Penggemukan Sapi