Penetasan Telur Ayam Buras Secara Alami

Pertanianku – Secara alami, penetasan telur dilakukan oleh induk betina dengan cara dierami. Namun, penetasan telur juga dapat menggunakan induk lain yang bukan ayam, seperti kalkun, itik manila, atau entok. Pemakaian induk lain ini dapat dilakukan jika memang sudah siap mengerami. Hal utama yang harus disiapkan antara lain adalah sarang pengeraman.

penetasan-telur-ayam-buras-secara-alami

Bentuk sarang pengeraman berpengaruh terhadap daya tetas telur. Hasil penelitian Subiharta, dkk (1994) menyatakan bahwa sarang berbentuk kerucut yang terbuat dari anyaman bambu menghasilkan daya tetas telur lebih tinggi dibandingkan sarang berbentuk kotak (84% vs 69,23%). Sarang pengeraman berbentuk kerucut dibuat dari bambu berdiameter 40 cm dengan kedalaman 20 cm. Sarang dibuat dari kotak papan atau keranjang yang diberi alas jerami atau rumput kering kemudian ditata rapi. Setelah itu, alas ditaburi tembakau secara merata supaya terhindar dari hama, seperti kutu atau binatang kecil lainnya. Ukuran sarang untuk mengeram sebaiknya 35 cm x 30 cm. Letakkan sarang di tempat yang teduh dan aman dari gangguan binatang lain atau cuaca yang kurang baik. Dengan demikian, daya tetas telur tetap terjaga.

Pada umumnya, satu ekor induk ayam buras hanya mampu mengerami 12 butir telur, sedangkan kalkun betina 15 butir telur dan entok betina mampu mengerami 25 butir telur ayam buras. Penetasan telur secara alami menggunakan induk entok lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan induk lain. Hal tersebut disebabkan entok mampu menetaskan telur sampai tiga periode secara berkesinambungan. Selama pengeraman, telur-telur diperiksa sebanyak tiga kali untuk mengetahui fertilitas (kesuburan) telur.

Pemeriksaan pertama dilakukan pada hari ke-5 sampai ke-7 pengeraman, kedua dilakukan pada hari ke-14, dan ketiga dilakukan pada hari ke-18. Perkembangan embrio dapat diperiksa dengan meneropong telur menggunakan gulungan kertas di tempat yang terang atau dengan menggunakan lampu. Telur-telur yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan harus segera dibuang karena akan membusuk serta akan mengeluarkan gas amoniak dan karbondioksida yang dapat membahayakan pertumbuhan embrio hidup di sekitarnya. Setelah telur menetas, induk dan anakannya segera dikeluarkan dari sarang. Sarang segera dibersihkan, lalu jerami atau rumput-rumput yang telah digunakan dibakar.

 

Sumber: Buku Ayam Buras Pedaging