Pertanianku – Seperti juga pada penanaman, perlakuan pengairan dan pemupukan dapat berbeda antardaerah penanamannya. Berikut akan diberikan contoh pengairan dan pemupukan pada beberapa sentra pertanaman padi di Indonesia.
A. Cara petani Bobotsari
Tanaman disiram dengan larutan air dan pupuk setiap 10 hari sekali. Pupuk yang digunakan adalah NPK. Larutan pupuk dibuat dengan cara melarutkan 100 kg NPK ke dalam air secukupnya hingga pupuk menjadi seperti bubur (pasta). Setelah menjadi pasta, pupuk dilarutkan dalam 200 liter air. Kebutuhan pupuk hanya untuk memupuk satu hektar lahan pertanaman. Larutan yang telah dibuat disiramkan ke setiap tanaman dengan takaran 500 cc (sekitar dua gelas).
Hal yang perlu diperhatikan bahwa penyiraman ini dilakukan setelah tanaman diberi pupuk padat terlebih dahulu. Pupuk padat berupa campuran pupuk ZA, TSP dan KCl dengan perbandingan pupuk 1 : 1 : 1. Setiap hektar lahan memerlukan campuran pupuk sebanyak 3—4 ton. Pupuk ini diberikan sebanyak tujuh kali pemupukan pada masa prapanen dan 12 kali pemupukan setelah panen pertama dan seterusnya. Jadi dalam satu periode tanam, cabai taiwan (TW) memerlukan 19 kali pemupukan. Dosis rata-rata satu kali pemberian sebanyak 157—210 kg per hektar. Untuk populasi 20.000 tanaman/ha, dosis yang diberikan sebesar 8—11 g per tanaman.
Pemupukan untuk tanaman yang belum dipanen adalah sebanyak tujuh kali yang dilakukan setiap 10 hari sekali. Sementara itu, pemupukan untuk tanaman yang sudah dipanen adalah sebanyak 12 kali. Selang waktu pemupukannya adalah 10—12 hari sekali, dengan pertimbangan umur produktif tanaman berlangsung 4—5 bulan atau 120—150 hari. Cara pemupukan diawali dengan penyingkiran tanah dalam lubang MPHP. Campuran pupuk ditaburkan merata melingkari tanaman, tepatnya mengikuti lingkaran pinggiran dalam dari lubang MPHP. Kemudian di atas taburan pupuk ditimbunkan tanah yang sebelumnya telah disingkirkan. Setelah pengurukan baru disiram larutan NPK.
B. Cara petani Magelang
Petani di daerah ini juga melakukan penyiraman larutan pupuk seperti di Bobotsari. Pemberian larutan pupuk dilakukan dengan selang waktu satu minggu sekali. Larutan pupuk tersebut berupa dua keranjang (sekitar 100 kg) pupuk kandang atau kompos yang dilarutkan ke dalam 200 liter air.
Sebelum pemberian pupuk tersebut, tanaman lebih dahulu diberi campuran urea, ZA, TSP dan KCl dengan perbandingan 2 : 1 : 2 : 1. Dosis pemberiannya adalah:
- 30 g pada umur 7 hari,
- 30 g pada umur 27 hari,
- 20 g pada umur 67 hari, dan
- 10 g pada umur 87 hari.
Cara pemberian pupuk campuran tersebut diawali dengan pembuatan tiga lubang tanam yang mengelilingi tanaman. Tempat lubang ini di pinggiran lubang MPHP. Setelah pupuk dimasukan ke lubang lalu ditutup dengan tanah. Kemudian baru disiram larutan pupuk kandang atau kompos.
Sumber: Buku Bertanam Cabai di Lahan dan Pot