Pengapuran Kolam Patin

Pertanianku – Kegiatan pengapuran dilakukan setelah proses pemanenan selesai. Hal ini bertujuan untuk menstabilkan pH tanah dan air membunuh hama, parasit, dan penyakit ikan; meningkatkan alkalinitas; dan mempercepat pembongkaran bahan-bahan organik.

Pengapuran Kolam Patin

Jenis kapur yang biasa digunakan untuk pengapuran kolam adalah kapur aktif atau kapur tohor (CaO) dan kapur pertanian [CaCO3 atau Ca Mg (CO3)2]. Kapur tohor atau kapur sirih adalah kapur yang pembuatannya melalui proses pembakaran. Bahan penyusunnya berupa batuan tohor gunung dan kulit kerang.

Kapur pertanian adalah kapur karbonat yang bahan penyusunnya berupa batuan kapur tanpa melalui proses pembakaran, tetapi langsung digiling. Terdapat dua macam kapur pertanian, yaitu kalsit dan dolomit. Kalsit bahan bakunya didominasi oleh kandungan karbonat dan sedikit magnesium [CaCO3], sementara dolomit bahan bakunya didominasi oleh kalsium karbonat dan magnesium karbonat [CaMg(CO3)]2. Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar merata dipermukaan tanah dasar kolam. Setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan menggunakan cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar.

Pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam dan dasar terpal dikuas dengan kapur dikapur yang telah dicampur air. Pengapuran kolam. Bertujuan untuk menaikkan pH tanah dan membunuh bibit penyakit Kapur pertanian atau dolomit. Jenis kapur yang sering diaplikasikan pada kolam pemeliharaan ikan patin Kapur yang sering digunakan adalah kapur pertanian atau dolomit dengan dosis 60 —200 g/m2. Dosis kapur yang digunakan tergantung kondisi pH tanah. Semakin rendah pH tanah, kebutuhan kapur semakin banyak.

 

 

Sumber: Buku Paduan Lengkap Agribisnis Patin