Pertanianku — Melatih suara cucakrawa memang bukan pekerjaan mudah. Anda perlu melakukannya secara rutin setiap hari di lingkungan yang tepat. Begitu pun dengan mempertahankan kualitas suaranya agar tetap baik.
Penggemar cucakrawa masih sering merasa kesulitan menjaga kualitas dan menciptakan suaranya. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya perlakuan dan perawatan yang kurang tepat, serta pemilihan lokasi yang tidak sesuai.
Tahukah Anda, cucakrawa tidak bisa disimpan di tempat yang sembarangan. Apabila cucakrawa dipaksa dipelihara di tempat yang kurang kondusif, kemungkinan besar kualitas suara cucakrawa menjadi tidak baik. Bahkan, lingkungan yang kurang baik dapat menyebabkan cucakrawa stres berat dan mati mendadak.
Hal serupa juga bisa terjadi pada cucakrawa yang sudah terlatih. Kualitasnya dapat menurun bila dipaksakan berada di lingkungan yang buruk.
Lingkungan yang diharapkan memiliki cuaca yang cukup sejuk dan tidak banyak gangguan. Kesejukan yang ada akan membuat udara di sekitarnya menjadi segar dan nyaman. Hal tersebut dapat membuat cucakrawa tetap tenang dalan sangkarnya.
Sebaliknya, lingkungan yang banyak menerima hawa panas terus-menerus setiap hari, dampaknya akan sangat merugikan. Karena hawa panas yang berlebihan, akan berpengaruh pada jaringan sel tubuh cucakrawa. Tepatnya, bisa merusak dan melemahkan fungsi sel.
Begitu pun dengan adanya gangguan lingkungan, antara lain udara yang terlalu panas, binatang liar seperti kucing dan tikus, serta asap dapur atau pembakaran sampah.
Apabila gangguan yang ada tidak bisa dikendalikan dengan benar, dapat membuat cucakrawa ketakutan dan stres. Saat hal tersebut sudah terjadi, kemungkinan besar kondisi fisik cucakrawa menurun. Secara otomatis hal itu akan berpengaruh pada kemampuannya beraktivitas. Begitu pula dengan cepat lambatnya dalam menyuarakan suaranya kembali pada cucakrawa bakalan dan kualitas kicauan yang dimiliki.
Selain cara perawatan yang benar dan lingkungan yang sesuai, sebenarnya kualitas suara kicauan cucakrawa juga dipengaruhi oleh kondisi paruh yang dimiliki. Beberapa hobiis mampu menilai tingkat kerajinan cucakrawa berkicau hanya dari paruh. Selain paruh, biasanya hal tersebut juga bisa dilihat dari suara kokrokan.
