Pengembangan Industri Pupuk RI Dipacu Guna Mewujudkan Ketahanan Pangan

Pertanianku – Pengembangan industri pupuk dalam negeri terus dipacu guna mewujudkan ketahanan pangan nasional. Pupuk merupakan salah satu produk penting bagi sektor pertanian yang mampu menyumbang 20% terhadap keberhasilan peningkatan produksi pertanian dan berkontribusi 15—30% dalam struktur biaya usaha pertanian padi. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan dalam rangka pengembangan industri pupuk nasional, telah ditetapkan kebijakan yang mendukung.

Pengembangan Industri Pupuk RI Dipacu Guna Mewujudkan Ketahanan Pangan

Kebijakan tersebut antara lain revitalisasi industri pupuk, pengembangan program gasifikasi batu bara untuk mengganti bahan baku gas bumi dengan batu bara, serta pengembangan pabrik pupuk di lokasi sumber gas bumi. “Langkah-langkah revitalisasi ini sudah sangat mendesak untuk dilakukan, mengingat persaingan bisnis pupuk internasional, terutama produk urea,” ujar Airlangga, seperti dilansir Okezone (8/8).

Sejauh ini, Menteri Perindustrian memperkirakan kapasitas produksi urea nasional sebesar 8 juta ton per tahun. Sementara itu, kebutuhan yang ada lebih tinggi, yaitu sebesar 9 juta ton per tahun. Terkait dengan itu, pemerintah tengah mengkaji penurunan harga gas industri. Diakui, gas memiliki kekhususan mekanisme harga yang dilakukan dengan kontrak dan tidak selalu merefleksikan harga pasar.

Menurutnya, kajian tersebut untuk memastikan industri apa saja yang memerlukan harga gas kompetitif dengan menyesuaikan harga gas di negara lain. “Industri merupakan sektor prioritas pengguna gas, baik sebagai bahan bakar maupun produksi. Bagi industri pupuk, kestabilan harga bahan baku gas ikut memengaruhi kestabilan harga dan kelancaran distribusi pupuk yang harus dijaga,” tutur Airlangga.

Berdasarkan Inpres No 2/2010 mengenai revitalisasi industri pupuk, PT Pupuk Indonesia melakukan revitalisasi dalam dua tahap untuk lima pabrik pupuk di Indonesia. Fasilitas produksi Amorea II di Gresik merupakan salah satu proyek PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai induk perusahaan dari PT Petrokimia Gresik.

“Pada tahap pertama Pupuk Indonesia akan membangun pabrik Kaltim 5, Pusri 2B, Amorea II, dan Kujang 1C. Sedangkan untuk tahap kedua, akan dibangun pabrik Pusri 3B,” papar Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat.

Dia melanjutkan, pabrik-pabrik yang ditargetkan rampung pada 2017 tersebut akan menggantikan pabrik lama yang usianya sudah di atas 20 tahun dengan konsumsi gas di atas 30 MMBTU/ton pupuk.