Pertanianku — program prioritas nasional yang dimiliki oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan terpilih menjadi salah satu Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) 2020.
Pernyataan masuknya program PUGaR ke daftar Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Nasional tertuang dalam KemenPAN-RB Nomor: B/190/PP.00.05/2020.
Sebelumnya, PUGaR sudah masuk daftar Top 99 dalam ajang yang sama setelah mengalami proses seleksi proposal. Setelah seleksi proposal, proses dilanjutkan dengan presentasi dan wawancara yang dilakukan oleh tim panelis. Total ada 98 inovasi lainnya yang berasal dari Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD.
“KKP tidak akan berhenti untuk berinovasi. Program PUGaR diharapkan dapat memperkuat sektor kelautan dan perikanan di tengah pandemi Covid. Dengan PUGaR ini kami ingin membangun daya saing, mempercepat pelayanan, utamanya meningkatkan produktivitas,” jelas Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo seperti dikutip dari laman kkp.go.id.
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) KKP, Aryo Hanggono, menjelaskan Program Usaha Garam Rakyat merupakan wujud implementasi dari UU No. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam. Undang-undang tersebut mengamanatkan kepada KKP untuk memberikan jaminan kepastian berusaha serta keadilan untuk petambak garam rakyat.
Untuk melindungi petambak garam, KKP menyediakan sarana dan prasarana usaha, memberikan jaminan kepastian usaha, dan mengendalikan stok yang ada.
“PUGaR didasarkan pada kondisi petambak garam yang rentan miskin sehingga kami mengembangkan PUGaR yang tujuannya adalah memberdayakan petambak garam,” tutur Aryo.
Ketua Unit Penyelenggaraan Pelayanan Publik PUGaR sekaligus Direktur Jasa Kelautan Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) KKP, Miftahul Huda, menjelaskan bahwa inovasi pelayanan PUGaR yang diajukan dalam proposal meliputi integrasi lahan garam, pembangunan dan pengelolaan gudang garam nasional (GGN), dan penguatan SDM kelembagaan.
Melalui inovasi yang sudah diterapkan, produktivitas garam meningkat, yang semula hanya 40—60 ton/hektare/tahun, kini menjadi di atas 100 ton/hektare/tahun. Kenaikan produktivitas tersebut membuat pendapatan petambak garam menajdi meningkat. Selain itu, melalui inovasi tersebut, para petambak garam juga mulai belajar berusaha bersama-sama untuk saling berkembang.