Pengendalian Mutu dan Alokasi Pemasaran dalam Moetode SRI Organik

Pertanianku – Upaya untuk menembus pasar ekspor, diawali dengan penerapan metode SRI Organik Indonesia secara seksama. Di antaranya mencakup beberapa langkah penting, yaitu membangun tekad dan rancangan menuju ekspor beras organik, membangun adanya lembaga kelompok hamparan SRI organik, pengorganisasian kelompok hamparan tingkat kabupaten seperti di Tasikmalaya yang tergabung dalam gapoktan Simpatik, dan melakukan proses sertifikasi oleh IMO (Institut for marketekology), baru kemudian bisa melakukan ekspor.

Butir Penting dalam Metode SRI Organik Indonesia

Proses sertifikasi oleh IMO mencakup inspeksi lapangan oleh IMO, analisis lingkungan (tanah, tanaman, dan air) oleh IMO, sampling pengujian tanah dan air secara laboratorium, menindaklanjuti rekomendasi inspeksi, kemudian mengupayakan dikeluarkannya sertifikat yang terdiri atas sertifikasi organik internasional (IMO) dan sertifikasi fair for life (IMO). Hal yang sangat mendasar adalah perlunya pengorganisasian ke dalam berupa penegakan upaya penjaminan mutu. Untuk maksud tersebut, dibangun internal control system (ICS) yang bertugas untuk menjaga kualitas ekspor beras, pengemasan beras, pengiriman, dan quality control (pengawasan kualitas). Sebagai contoh, Gapoktan Simpatik Kabupaten Tasikmalaya bisa memproses sertifikasi produk organiknya dalam waktu yang relatif singkat, kurang dari 3 tahun.

Hal itu terjadi karena gapoktan tersebut sudah menerapkan SRI Organik Indonesia terlebih dahulu. Koreksi teknis yang dilakukan hanya berupa pengaturan pasokan air yang berasal dari sawah yang belum melakukan SRI, yaitu pasokan air harus ditampung terlebih dahulu dalam kolam saringan hayati menggunakan eceng gondok. Aspek teknik lainnya yang sangat menunjang keberhasilan ekspor adalah penerapan mesin color selector untuk memilah produk butiran beras yang utuh dari yang pecah. Kalau hanya menggunakan cara manual, tidak dapat mengejar jadwal waktu delivery yang tersedia.

Pembentukan ICS (internal control system) juga merupakan langkah strategis untuk menyiapkan produk ekspor beras karena dengan adanya pengawasan internal ini menjamin berlangsungnya urut-urutan kerja yang seksama. Semua bahan yang diolah selalu dimasukkan kembali ke dalam karung yang bersih dan selalu disertai labelnya yang mencantumkan asal- usul produk dan pengolahannya. Kehadiran ICS sangat mencerahkan dan membuka wawasan baru tentang kualitas bagi para petani.

Pengemasan produk menggunakan kantong plastik yang dirancang khusus, lalu dilakukan pemvakuman sehingga sekalipun berasnya jenis pecah kulit, tetapi mampu dipertahankan kualitasnya selama penyimpanan maupun perjalanannya sampai ke negara tujuan ekspor (Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Taiwan, Hongkong, Singapura, dan Malaysia).

 

Sumber: Buku Padi Sri Organik