Pertanianku — Penyakit yang disebabkan oleh virus merupakan salah satu kendala utama pada budidaya cabai. Oleh karena itu, pengendalian virus cabai perlu diatasi dengan serius.
Salah satu jenis virus yang banyak menyerang tanaman cabai adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV). Tanaman yang terinfeksi menunjukkan gejala kerdil, daun mengecil, mosik, atau klorosis. Akibatnya, pertumbuhan tanaman cabai terhambat, buah mengecil, produksinya menurun, bahkan ada yang tidak mau berbuah.
Pengendalian virus ini sangat sulit, meskipun dengan varietas resisten karena memiliki banyak strain dan tanaman inangnya sangat banyak (seperti gulma, kacang-kacangan, terung-terungan, atau timun-timunan).
Selain itu, CMV termasuk kelompok virus nonpersisten (stilet-borne). Penyebarannya dilakukan oleh serangga vektor, yaitu beberapa spesies kutu daun. Seekor kutu saja mampu menularkan ke beberapa tanaman cabai. Itulah sebabnya virus ini sulit dikendalikan dengan pestisida dan perlu vaksinasi.
Divaksin sejak bibit
Pengendalian CMV ini prinsipnya menginokulasikan virus lemah pada tanaman sehingga tanaman terhindar dari infeksi oleh strain lain dari virus yang sama.
Daun bibit cabai atau keping bijinya terlebih dulu ditaburi tepung karborandum (600 mesh). Tepung karborandum ini berfungsi seperti ampelas, melukai permukaan tanaman sehingga larutan yang dioleskan meresap ke dalam tanaman.
Selanjutnya, larutan vaksin dioleskan ke permukaan keping biji atau daun yang telah ditaburi karborandum. Konon, di Cina pemberian vaksin ini dilakukan dengan cara disemprotkan ke bibit tanaman. Permukaan daun yang telah diinokulasi kemudian dicuci dengan air bersih. Untuk menghindari matahari terik bibit cabai yang telah divaksin, tutup dengan koran beberapa saat.
Vaksinasi atau imunisasi ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin, pada saat tanaman masih bibit. Umur bibit 2—3 minggu setelah semai, atau sekurang-kurangnya 1—2 minggu sebelum bibit cabai dipindahkan ke lapangan.
‘Satelit’ RNA 5
Lemahnya virus itu penyebabnya bermacam-macam, salah satunya karena adanya ‘satelit’. Istilah ‘satelit’ pada virus ini sebenarnya adalah asam nukleat tambahan yang tidak diperlukan oleh virus untuk memperbanyak dirinya. Adanya asam nukleat tambahan ini dapat mengalahkan perkembangbiakan asam nukleat virusnya sendiri. Jadi, gejala yang muncul akan lebih ringan atau tidak ada sama sekali.
CMV memiliki asam nukleat yang disebut RNA 1, RNA 2, RNA 3, dan RNA 4. Kehadiran asam nukleat tambahan, RNA 5 dapat menekan RNA lainnya sehingga gejala tidak muncul. RNA 5 atau ‘satelit’ itu bertindak sebagai parasit tingkat molekuler. Nah, virus yang mengandung RNA 5 inilah yang digunakan sebagai vaksin untuk mencegah perkembangan CMV pada cabai.