Pertanianku — Nama kultur jaringan sudah tidak begitu asing bagi pegiat di dunia pertanian. Kultur jaringan atau tissue culture disebut juga dengan kultur invitro merupakan teknik perbanyakan bibit tanaman yang dilakukan dengan sentuhan teknologi. Namun, masih jarang bibit tanaman yang diperbanyak dengan cara ini.

Kultur jaringan termasuk perbanyakan tanaman secara vegetatif. Perbanyakan dilakukan dengan cara mengisolasi salah satu bagian tanaman tertentu seperti organ, jaringan, kumpulan sel, sel tunggal, dan protoplasma. Selanjutnya, bagian tersebut akan ditumbuhkan di dalam media buatan aseptik yang kaya dengan nutrisi dan mengandung zat pengatur tumbuh.
Proses kultur jaringan berlangsung di dalam wadah tertutup kedap cahaya sehingga bagian-bagian yang dipilih bisa memperbanyak diri dan meregenerasi kembali menjadi tanaman yang lengkap.
Teknik ini sudah ada di Indonesia sejak akhir 1970-an. Peralatan yang dibutuhkan merupakan teknologi canggih sehinggga biaya yang dibutuhkan sangat tinggi. Selain itu, penanganannya memerlukan tenaga ahli dalam bidangnya sehingga tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Tak heran, teknik ini masih jarang dilakukan di Indonesia.
Meskipun terlihat sangat susah dan ekslusif, manfaat kultur jaringan di dunia pertanian cukup penting. Teknik kultur jaringan bisa membantu proses konservasi dan preservasi plasma nutfah tanaman. Dengan teknik perbanyakan ini, petani bisa mendapatkan bibit dari induk yang superior.
Kualitas bibit yang dihasilkan dari teknik perbanyakan ini lebih bagus karena bersih dari virus yang ada di dalam tubuh induk. Teknik perbanyakan dengan sentuhan teknologi ini memang lebih sering digunakan untuk program pemuliaan yang bertujuan menghasilkan tanaman yang lebih baik.
Teknik perbanyakan ini juga sering digunakan untuk memproduksi senyawa kimia yang dibutuhkan oleh industri farmasi dan pewarna untuk industri makanan dan kosmetik.
Pertumbuhan bibit yang dihasilkan melalui teknik ini bisa tumbuh dengan mudah apabila sel yang diambil berasal dari bagian meristem atau bagian tanaman yang masih muda, seperti daun muda, ujung akar, ujung batang, dan keping biji. Hal tersebut karena pertumbuhan sel meristem yang terbilang lebih agresif dibandingkan bagian sel lainnya.