Penggunaan Limbah Restoran untuk Pakan Induk Ayam Penghasil Telur Tetas

Pertanianku Pakan induk ayam penghasil telur tetas harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisinya agar induk bisa menghasilkan telur tetas yang baik dan berkualitas. Pakan untuk induk dibagi menjadi dua periode, yaitu periode dara dan periode dewasa.

pakan induk ayam
foto: pertanianku

Periode dara terjadi saat induk berumur 9—20 minggu dan periode dewasa terjadi saat induk sudah berumur di atas 20 minggu. Anda harus memerhatikan jumlah serta kadar protein di dalam ransum saat pemberian pakan untuk induk penghasil telur tetas.

Anda bisa menggunakan bahan limbah restoran sebagai bahan pakan ayam buras, tetapi limbah restoran tersebut harus diolah terlebih dahulu. Limbah restoran yang sudah terkumpul harus dibersihkan dari sisa sampah seperti tusuk gigi, plastik, dan kertas.

Setelah limbah sudah bersih, keringkan limbah dengan oven hingga kadar airnya mencapai kisaran 10 persen. Pengeringan bisa juga dilakukan di bawah sinar matahari selama 2—3 hari. Saat limbah sudah kering, giling limbah restoran hingga halus.

Limbah restoran yang sudah halus dapat digunakan sebagai campuran dalam ransum pakan ayam buras. Penggunaan limbah restoran berguna untuk mengefisiensikan biaya pakan yang harus dikeluarkan.

Berdasarkan hasil analisis laboratorium, di dalam limbah restoran terdapat 10,89 persen, kalsium sebesar 0,08 persen, fosfor 0,39 persen, serat kasar 9,13 persen, lemak 9,70 persen, dan energi metabolisme (karbohidrat) mencapai 1.780 kkal/kg.

Penggunaan limbah restoran sebagai pakan ayam harus dicampur dengan bahan pakan lainnya untuk memenuhi seluruh kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh induk ayam. Perbandingan antara limbah restoran dan bahan pakan campuran adalah 50:50 atau 75 persen dari limbah dan 25 persen merupakan bahan campuran.

Bahan campuran yang bisa digunakan adalah jagung, dedak, pakan komersil, starbio, dan campuran antara mineral dan vitamin.

Berdasarkan penelitian, penggunaan limbah restoran dalam formula ransum membuat pakan jauh lebih baik dibandingkan tidak menggunakan limbah restoran sama sekali. Perbandingan persentase antara kualitas ransum yang menggunakan limbah restoran dan ransum yang tidak menggunakan limbah sekitar 75 persen : 50 persen.