Pertanianku — Rumput bachiaria atau Brachiaria ruzizienis adalah salah satu jenis rumput yang digunakan sebagai pakan ternak, terutama kambing. Rumput ini sering disebut rumput bede atau rumput ruzi. Tanaman ini bersal dari Afrika dan kini sudah berkembang ke wilayah Asia Tenggara dan Pasifik, termasuk di Indonesia.
Rumput ini bisa dijadikan rumput potongan atau rumput penggembalaan. Kelebihan dari rumput ini adalah pertumbuhannya yang cepat dan termasuk rumput yang berumur panjang bisa mencapai hingga 3 tahun. Rumput bachiaria sangat cocok tumbuh di daerah iklim basah dengan musim kemarau yang pendek, sekitar 3—4 bulan.
Kambing merupakan hewan ternak yang lebih menyukai hijauan rumput dan mampu beradaptasi dengan berbagai jenis rumput, legume ramat, pakos, dan legume perdu/pohon. Salah satu hijauan yang cocok digunakan oleh para peternak untuk produksi kambing adalah rumput bachiaria.
Tekstur rumput bachiaria tergolong lembut dengan ukuran batang dan daun yang tidak terlalu besar. Palatabilitas rumput ini cukup tinggi sehingga disukai oleh ternak. Secara fisik, rumput ini sudah sesuai dengan kemampuan organ pencernaan kambing yang relatif kecil sehingga tidak sulit untuk kambing beradaptasi dengan pakan hijauan ini.
Karena pertumbuhannya yang relatif cepat, tanaman ini bisa menghasilkan rumput segar sebanyak 120 ton per hektare per tahun. Pada tanaman yang masih muda atau sekitar 2—3 minggu memiliki kandungan air yang relatif tinggi, sedangkan kandungan nutrisi yang lainnya terbilang rendah.
Pertumbuhannya yang cepat bisa membuat rumput ini bersaing dengan tanaman liar atau gulma yang berada di sekitarnya. Oleh karena itu, pertumbuhannya tidak akan terganggu dengan gulma-gulma yang biasanya menghambat pertumbuhan tanaman utama.
Kandungan airnya yang tinggi dapat membuat rumput ini bertahan di tengah kondisi kemarau sedang. Dengan begitu, berpotensi untuk digunakan sebagai pakan saat memasuki musim kemarau agar produksi kambing tidak terhambat. Seperti yang diketahui, permasalahan ketersediaan pakan hijauan pada musim kemarau masih menjadi masalah bagi sebagian peternak.
Kandungan protein pada rumput ini tergolong sedang dan akan terus menurun jika dipanen pada saat tua. Selain itu, semakin tua tanaman, tingkat kecernaannya semakin rendah. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kandungan serat yang sulit dicerna oleh ternak.