Pertanianku — Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Timur, Hidayatur Rahman, meminta pemerintah untuk melakukan pengadaan impor jagung tahap kedua. Alasannya karena jumlah impor yang diberikan sebanyak 100.000 ton dinilai tidak mencukupi kebutuhan para peternak di Indonesia.
“Kita Blitar sendiri butuhnya kurang lebih butuh 1.000—1.500 ton per hari. Padahal, temen kita masih butuh yang di Malang, Tulungagung, Kediri, Magetan, Pasuruan yang juga basis. Nah ini belum mendapatkan. Makanya kami usulkan ada impor kedua,” kata Rahman, mengutip Merdeka.com, Kamis (13/12).
Ia mengatakan, dari total 100.000 ton kebutuhan untuk di Jawa Timur saja bisa mencapai sekitar 70%. Sementara, pengadaan di Jawa Barat hanya 30%. Oleh karena itu, Rahman menekankan agar pemerintah berpikir kembali untuk memenuhi stok kebutuhan para peternak mandiri.
“Kita paling khawatirnya pada Februari. Karena tidak ada panen. Kalau sekarang masih ada sedikit-sedikit. Panen kemungkinan Maret,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Jokowi-JK memutuskan untuk melakukan impor jagung pakan ternak sebanyak 50.000 ton hingga 100.000 ton pada akhir 2018. Hasil impor jagung ini dilakukan untuk menjaga kebutuhan para peternak mandiri.
Hal tersebut diputuskan usai pemerintah melangsungkan rapat koordinasi (rakor) terbatas yang dilakukan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (2/11).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan, keputusan impor jagung tersebut sudah disepakati oleh beberapa kementerian terkait. Mengenai skemanya nanti akan diserahkan melalui Perum Bulog.