Pertanianku – Kucing merupakan hewan jenis karnivora yang hanya memakan daging. Hal ini dapat dilihat dari taring kucing yang panjang dan memiliki sifat mengejar mangsa yang ukurannya lebih kecil. Hal tersebut diungkapkan oleh Nyoman Sakyarsih, seorang dokter hewan sekaligus pendiri klinik hewan Pet Smile.
Kucing merupakan hewan karnivora sejati, oleh karenanya dilarang keras memberikan nasi atau makanan sisa karena dapat mengganggu metabolisme tubuh. “Jangan memberikan makanan sisa pada kucing, apalagi nasi. Itu akan mengganggu pencernaan. Kucing itu tubuhnya tidak bisa mencerna nasi, beda sama anjing. Anjing bisa menyerap karbohidrat, kalau kucing tidak. Kalau dikasih nasi, kucing bisa diare, sebaiknya beri makan kucing yang diformulasikan secara khusus agar proteinnya lebih tercerna,” ujar dr. Nyoman.
Nyoman menambahkan, kucing juga tidak dapat mencerna biji-bijian, gandum atau pun roti. disarankan agar kucing selalu diberi makanan yang kaya akan nutrisi berupa pakan yang banyak mengandung kalori dan protein.Kebutuhan kalori kucing muda di bawah usia 5 tahun mencapai 24–34 pound per hari.
Salah satu yang paling penting menurut Nyoman adalah kebutuhan minum yang harus tercukupi karena 80% tubuh kucing mengandung air. “Kucing itu hewan yang sifatnya mudah lapar, tapi yang paling penting berikan pakan yang merangsang si kucing untuk minum sehingga nutrisinya tetap seimbang. Jangan telalu sering memberi kucing pakan basah karena dapat memicu pertumbuhan karang gigi,” jelas Nyoman.
Nyoman melanjutkan bahwa karateristik utama pakan kucing harus mengandung protein karena dapat membantu pembentukan organ tubuh dan dapat menghasilkan enzim untuk menjafa kekebalan tubuh. Kecukupan asam lemak juga turut diperhatikan karena mampu memperbaiki kondisi kulit. Di luar itu, kandungan antioksidan dan vitamin A juga menjadi hal yang tidak bisa dikesampingkan demi menunjang pertumbuhan kucing.
“Kalau kulit kucing rusak atau bulu-bulunya pada berdiri dan sudah diobatin tapi belum sembuh-sembuh juga mungkin itu asam lemaknya yang tidak mencukupi. Biasanya terjadi karena makanannya dicampur-campur atau diganti-ganti jadi penyerapannya bermasalah,” tutup dr. Nyoman.