Pertanianku – Selain teknis pemilihannya, cara penebaran benih juga menjadi faktor penting. Jika awalnya sudah salah, tentu saja akan bermasalah ke depannya. Kesalahan itu pernah dialami oleh Aris di Sunter. Pria ini terburu-buru menebar benih ke kolamnya.
Benih berukuran 7—8 cm sebanyak 3.000 ekor yang dikemas dalam plastik dibukanya dengan cepat, lalu benih yang ada di dalamnyalangsung dimasukkan begitu saja tanpa proses aklimatisasi terlebih dahulu. Kemudian Aris pergi begitu saja. Setelah beberapa jam, Aris kembali lagi ke kolamnya.
Apa yang terjadi? Benih-benih tersebut banyak yang menggantung di permukaan. “Benih tidak mau makan sekitar 3—4 hari, terus panennya juga cuma satu kwintal, padahal harusnya bisa 2,5 kwintal”, ujarnya sembari mengenang kejadian tersebut. Kasus yang dialami Aris karena tidak adanya proses aklimatisasi ketika penebaran benih. Proses aklimatisasi adalah penyesuaian lingkungan.
Sebaiknya, benih yang berasal dari lokasi berbeda jangan langsung dimasukkan ke dalam kolam karena memiliki kondisi lingkungan yang berbeda, terutama suhu. Jadi, hal penting yang harus dilakukan adalah membuat suhu di dalam wadah pengangkutan sama atau setidaknyahampir sama dengan suhu di dalam kolam pemeliharaan. Idealnya, berikut langkah-langkah yang dilakukan ketika menebar benih.
– Letakkan wadah angkut benih (plastik atau blong) ke dalam kolam pemeliharaan, lalu biarkan sekitar 15—20 menit.
– Buka kemasan wadah dan biarkan udara di sekitar kolam masuk ke dalamnya.
– Masukkan air kolam ke dalam wadah angkut secara perlahan sampai wadah tersebut penuh dengan air.
– Keluarkan benih secara perlahan, lalu miringkan wadah sampai benih keluar semua.
Sumber: Buku Belajar Dari Kegagalan Bisnis Lele