Pentingnya Kebutuhan Zat Gizi Sapi

Pertanianku – Pemberian ransum, khususnya pada penggemukan sapi, perlu mempertimbangkan zat-zat gizi yang dibutuhkan sapi, pertambahan bobot badan yang dapat dicapai oleh sapi, dan jumlah zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk mencapai pertambahan bobot badan tersebut. Setelah mengetahui hal-hal tersebut, barulah ditentukan jenis bahan-bahan pakan yang dapat disediakan dan komposisi zat-zat gizi dari bahan-bahan pakan yang tersedia itu.

Sapi perah FH_Pondok Ranggon_Febri_030512 (37)

Zat gizi yang dibutuhkan oleh sapi yang digemukkan sama dengan zat gizi yang dibutuhkan oleh sapi untuk pertumbuhan. Namun, hal tersebut tergantung pada bobot badan awal dan pertambahan bobot badan yang akan dicapai. Hanya saja, ransum untuk penggemukan diarahkan untuk mencapai pertambahan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Sementara itu, ransum untuk sapi yang sedang tumbuh diarahkan pada pertumbuhan yang cepat, tetapi tidak gemuk karena bila kegemukan dapat mempengaruhi reproduksi ataupun fertilitasnya. Zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh sapi yang sedang tumbuh ataupun yang digemukkan adalah protein, energi, mineral, vitamin, dan air.

Zat-zat gizi tersebut terdapat pada berbagai jenis pakan. Negara-negara yang sudah maju dibidang peternakan telah membuat suatu standar kebutuhan zat gizi untuk setiap jenis ternak dan fungsinya. Standar ini dikenal dengan nama feeding standard atau standar kebutuhan gizi ternak. Di antara standar kebutuhan gizi ternak, yang sudah terkenal adalah National Research Council (NRC) yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat dan Inggris (Agricultural Research Council, ARC).

Khusus untuk negara-negara yang sedang berkembang, telah dikeluarkan standar kebutuhan gizi ternak ruminansia (nutrients requirement of ruminants in developing countries). Standar ini dikeluarkan oleh International Feedstuff Institute, Utah University, Amerika Serikat. Indonesia belum memiliki standar kebutuhan gizi ternak sehingga formulasi ransum selama ini menggunakan salah satu standar yang telah ada. Namun, perlu dikemukakan bahwa penggunaan standar yang telah ada belum tentu cocok dengan kondisi Indonesia dan masih perlu untuk diteliti kesesuaiannya. Akan tetapi, standar tersebut digunakan hanya sebagai dasar perkiraan saja dan tidak merupakan ketentuan mutlak.

Kebutuhan zat gizi yang dikeluarkan oleh nutrients requirement of ruminants in developing countries tercantum dalam Tabel 6 dan Tabel 7 (Kearl, 1982).

 

Sumber: Buku Bisnis Penggemukan Sapi