Pertanianku – Azam, seorang bapak yang memiliki kolam pembesaran lele di Kranggan, Cibubur. Pada saat memulai pembesaran pertama kali, dia tidak menyiapkan air kolam dengan baik. Alhasil, tak lama setelah penebaran, ikan yang dipeliharanya banyak yang mati. Kemudian Azam pun berdiskusi dengan rekannya. Usai berdiskusi, ia baru mengetahui bahwa air untuk pembesaran lele harus dibuat berlendir karena lele merupakan jenis ikan yang tidak memiliki sisik. Sejak saat itu, Azam selalu menggunakan air yang berlendir dalam usaha pembesaran lele-nya. Sampai saat ini, usaha lelenya tidak pernah ada kendala lagi.
Sebagian orang mungkin menganggap persiapan kolam merupakan hal yang tidak penting. Padahal, justru itulah kunci awalnya. Jika Anda tahu bahwa lele adalah ikan yang tidak memiliki sisik, tentu saja air yang akan digunakan sebagai media harus dibuat berlendir sehingga kulit ikan tidak langsung kontak dengan air. Untuk membuatnya, dapat menggunakan probiotik yang sudah banyak dijual di pasaran, misalnya produk EM-4, produk Boster, atau produk dari Sanbe. Caranya, setelah kolam dicuci dan dikeringkan dengan cara dijemur 1—2 hari, isi air dengan ketinggian 30— 50 cm. Tambahkan probiotik sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan. Atau, dapat menggunakan PH (lihat halaman 66). Biarkan sampai 2—3 hari. Setelah itu, benih siap ditebar.
Sumber: Buku Belajar Dari Kegagalan Bisnis Lele