Pentingnya Mengawasi Kebun Sumber Benih Kakao

Pertanianku — Pengawasan benih kakao yang diedarkan kepada masyarakat pengguna dilakukan secara bertingkat, mulai dari sumber benih, penyiapan benih, hingga pembibitan kakao. Untuk sumber benih kakao, pengawasan minimal satu kali dalam setahun. Pengawasan di kebun sumber benih dalam hal pemeliharaan meliputi pemangkasan tanaman kakao, pengelolaan penaung, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta taksasi potensi produksi benih. Semakin baik tingkat pemeliharaan, semakin tinggi potensi produksi benih kakao yang dihasilkan.

Kebun Sumber Benih Kakao
foto: istimewa

Pengawasan dalam taksasi benih kakao untuk mengetahui potensi benih dari masing-masing sumber benih. Tujuannya agar dapat dijadikan alat kontrol terhadap realisasi penyaluran benih kakao masing-masing produsen benih kakao. Taksasi benih kakao dilakukan sebelum kebunbenih panen buah untuk benih. Karena keterbatasan biaya, taksasi minimal dilakukan satu kali dalam satu tahun. Idealnya taksasi benih dilakukan pada dua semeter, yaitu semester I pada bulan Februari dan Maret serta semester II pada bulan Juli—Agustus.

Kemurnian kebun sumber benih juga perlu diperhatikan. Kebun sumber benih harus murni 100% dan lingkungannya dalam radius 100 m juga harus bersih dari tanaman kakao lainnya. Kemurnian kebun sumber benih kakao berkaitan dengan mutu genetis. Artinya, jika kebun sumber benih didesain biklonal dengan tetua klon TSH 858 dan klon ICS 60, di kebun benih tersebut akan terdiri dari klon TSH 858 dan klon ICS 60, tidak ada klon lainnya.

Oleh karena itu, perlu diperhatikan dalam penyulaman tanaman yang mati atau sakit agar tidak salah klon. Selain itu, jarak isolasi tidak kurang dari 100 m. Jika perlu, digunakan tanaman pejantan sebagai penyangga.

 

Sumber: buku Menghasilkan Benih dan Bibit Kakao Unggul