Pertanianku – Pada musim pancaroba atau peralihan musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya; produksi biasanya akan menurun, terutama di kalangan pembenih. Hal tersebut juga dialami oleh Jamal, pembenih di Cibinong, Bogor. Dari bulan Maret sampai September 2012, produksinya menurun hanya sekitar 125.000 ekor per bulan. Namun, selepas September, produksinya meningkat menjadi 200.000 ekor per bulan.
Selama ini, sistem pemijahan dilakukan di alam terbuka, yaitu kolam pemijahan tanpa atap sehingga jika intensitas hujan tinggi pada saat pemijahan, telur banyak yang tidak menetas. Untuk menyiasatinya, Jamal memasang atap yang bisa dibuka-tutup di atas kolam. Dengan demikian, proses dan penetasan telur tidak terganggu oleh air hujan. Atap dilepas 3—4 hari setelah menetas. Hasilnya, ternyata tingkat kematian benih rendah. Dengan cara ini, produksi benih tetap dapat dimaksimalkan.
Memang diperlukan strategi untuk menjaga stabilitas produksi. Contohnya adalah dengan persiapan air yang matang dan proses pemeliharaan yang benar. Kendala lain dalam menghadapi musim hujan adalah stok pakan alami, terutama cacing sutera. Biasanya, cacing akan terbawa arus aliran air ketika hujan cukup deras sehingga para pencari cacing tidak akan menemui cacing di tempat biasanya. Juwita, seorang peternak lele handal dari Yogyakarta kelimpungan masalah cacing untuk pakan benih lelenya. “Kalau musim pancaroba begini yang suplai cacing ga pasti mas, kadang cukup, kadang kurang, kadang ga sama sekali. Jadi produksi disesuaikan dengan suplai cacing saja. Kalau kebanyakan larva nanti cacingnya ga cukup”, ujarnya. Untuk menyiasatinya, Jamal mencari cacing yang banyak ketika cuaca panas dan menyimpannya dalam bak penampungan. “Kalau dicampur sama medianya dan diberi aliran air kecil bisa tahan sampai satu minggu”, ujar Jamal. Selain itu, Jamal juga membuat ‘lahan pencarian cacing’ miliknya sendiri. “Selokan yang ada dekat lokasi usaha saya tahan pakai papan jadi cacingnya ga kebawa air ketika banjir. Selokan di sana dialiri ampas tapioka sehingga banyak cacing yang tumbuh. Kalau cacing ada, produksi Insya Allah aman”, ujar Jamal.
Usni Arie, pakar dan praktisi lele di Sukabumi membuat model green house sebagai ‘rumah’ lele. Dengan adanya green house, produksi tidak akan terhalang oleh cuaca. “Benih tidak akan kepanasan atau kehujanan”, ujarnya. Dengan cara tersebut produksi benih tetap dapat dikontrol dengan baik.
Sumber: Buku Belajar Dari Kegagalan Bisnis Lele