Penuhi Kebutuhan Konsumsi, Kementan Prioritas Produksi Daging Sapi dan Kerbau

Pertanianku — Hingga kini, kebutuhan konsumsi daging dalam negeri masih mengandalkan impor. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) memprioritaskan produksi daging sapi, kerbau, dan kambing untuk mencapai swasembada komoditas daging.

produksi daging sapi
Foto: Pixabay

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita mengatakan, setidaknya ada enam parameter keberhasilan yang telah dicapai Kementan dalam meningkatkan produksi daging.

Enam parameter tersebut di antaranya peningkatan populasi ternak sapi dan unggas, peningkatan PDB subsektor peternakan, peningkatan investasi, peningkatan NTP dan NTUP, peningkatan jumlah tenaga kerja di subsektor peternakan, dan terakhir perkembangan ekspor komoditas peternakan.

“Semua parameter keberhasilan ini dikerjakan dalam waktu empat tahun di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Peningkatan populasi ternak sapi dan kerbau, merupakan kinerja yang paling menonjol,” katanya, Sabtu (15/12).

Pada 2015 populasi sapi dan kerbau tercatat 17.285 ribu ekor. Kemudian dalam setiap tahunnya, populasi itu terus meningkat. Pada 2018 misalnya, jumlah yang tercatat sebanyak 18.957 ribu ekor atau meningkat 1.672 ribu ekor. Dengan pencapaian tersebut, swasembada daging sapi ataupun kerbau bisa dicapai melalui peningkatan populasi.

“Kondisinya yang sudah seimbang atau stabil, meski terjadi pemotongan untuk konsumsi,” ujar Ketut.

Cara lain yang digunakan adalah peningkatan produktivitas, yaitu dengan pertambahan bobot badan menjadi lebih besar. Dua faktor ini sangat menentukan produksi daging dalam waktu setahun. Dengan begitu, jumlah populasi tidak menurun.

“Berikutnya adalah melalui upaya khusus (Upsus). Jadi antara sapi betina wajib bunting (Siwab). Hasilnya, dari target Inseminasi Buatan (IB) 7 juta dapat direalisasikan 7.586.932. Kemudian, dari target kebuntingan 5.100 ribu ekor, realisasinya mencapai 3.660.885. Dari yang bunting ini, didapat kelahiran sebanyak 2.385.357 ekor,” papar Ketut.

Ia juga menjelaskan, untuk mengurangi risiko kerugian usaha ternak, pemerintah sejak 2016, menyediakan asuransi usaha ternak sapi (AUTP) yang mendorong peternak mengembangkan usahanya. Pemerintah juga menyediakan fasilitas KUR usaha peternakan rakyat dengan tingkat bunga rendah 7 persen. Program ini diyakini bisa meningkatkan jumlah sapi karena bisa digunakan untuk pembelian bibit sapi.

“Peningkatan populasi ini tidak terlepas dari keberhasilan pembinaan terhadap industri peternakan khususnya ayam ras dari hulu sampai hilir termasuk perbibitan, industri pakan, industri penyiapan daging unggas dan pengolahannya,” kata dia.