Penyakit Lumpy Skin Disease Serang Ternak Sapi di Riau

Pertanianku — Penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) telah ditemukan pada ternak sapi yang berada di Provinsi Riau. Sebelumnya, penyakit ini ditemui di beberapa negara Asia Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Laos, dan Kamboja. Melihat kondisi tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah, langsung mengirim tenaga ahli untuk menangani penyakit LSD.

lumpy skin disease
foto: Ditjenpkh.pertanian.go.id

“Untuk penanganan LSD di Riau, kita akan kerahkan dokter hewan dan paramedik staf Kementan di Riau untuk membantu melakukan vaksinasi,” tutur Nasrullah seperti dilansir dari laman ditjenpkh.pertanian.go.id.

Nasrullah menjelaskan, saat ini Kementan telah melakukan berbagai cara untuk mencegah penyakit LSD masuk ke Indonesia.

“Upaya-upaya kewaspadaan tersbeut telah dilakukan sejak penyakit ini masuk ke Asia Tenggara sejak tahun 2019,” ujar Nasrullah.

Melihat kondisi tersebut, Nasrullah meminta kepada peternak dan juga dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi untuk melakukan pembatasan lalu lintas ternak. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penyakit LSD menyebar luas ke daerah-daerah lain di Indonesia.

Hal serupa juga disampai oleh Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin. Saat ini Kementan sudah mengeluarkan surat edaran kewaspadaan penyakit LSD kepada para pemangku kepentingan di Indonesia sebanyak 4 kali.

“Kita gencarkan juga sosialisasi tentang LSD melalui berbagi media serta webinar berseri tentang kesiapsiagaan terhadap LSD pada tahun 2021,” kata Nuryani.

Nuryani menilai upaya kewaspadaan yang sudah dibangun dapat memudahkan petugas di lapangan untuk mendeteksi secara cepat kejadian LSD. Petugas bisa dengan sigap melaporkan dan menanganinya.

“Sistem kita telah berhasil mendeteksi dengan cepat, hal ini didukung dengan sistem pelaporan real time iSIKHNAS dan kemampuan laboratorium kesehatan hewan yang baik sehingga penyakit dapat dikonfirmasi dengan segera,” terang Nuryani.

Nuryani mengatakan, timnya akan bergerak cept sesuai dengan arahann Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mencegah penyebaran Lumpy Skin Disease.

“Strategi utama adalah vaksinasi, namun ini harus didukung dengan deteksi dini dan penelusuran kasus, pengendalian lalu lintas, pengendalian vektor, serta komunikasi, informasi, dan edukasi,” papar Nuryani.

Nuryani mengatakan, penanganan LSD tergolong menantang karena penyakit mudah menular dan menyebabkan produk peternakan mengandung virus. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui perantara mekanik seperti gigitan serangga. Meski demikian, LSD tidak berbahaya bagi manusia.