Pertanianku — Ada beberapa jenis penyakit pohon kakao yang kerap dijumpai oleh petani. Pohon kakao yang terserang penyakit dapat diketahui dengan mudah dari visual atau tampilan pohon dari penampakan daun dan buah cokelat. Penyakit tersebut dapat membuat tampilan pohon berubah menjadi buruk dan harus segera diatasi agar tidak menyebar ke mana-mana. Berikut ini empat penyakit pohon kakao yang sering dijumpai.

Vascular streak dieback (VSD)
Penyakit VSD disebabkan oleh Oncobasidium theobromae dan lebih sering menyerang tanaman kakao yang ditanam di Asia Tenggara dan Melanesia. Di habitat aslinya di Amerika Selatan, penyakit ini tidak bisa djumpai.
Penyakit ini ditandai dengan gejala munculnya klorosis pada daun ke-2 dan ke-3 di bawah flush. Daun terebut akan berubah warna menjadi kuning dengan bercak hijau. Daun tersebut kemudian akan rontok dan kulit cabang di sekitar bekas dudukan daun membengkak dan kasar.
Pengendalian penyakit ini paling efektif dilakukan secara manual, yaitu dengan cara memotong bagian cabang yang menunjukkan gejala mati pucuk dan klorosis pada daun. Cabang dipotong sejauh 30 cm dari kedudukan daun yang mengalami klorosis tadi.
Phytophtra sp.
Penyakit ini tumbuh di aeral tanaman cokelat dan dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar pada daerah-daerah yang beriklim rendah dengan curah hujan yang tinggi. Penyakit ini dapat menurunkan produksi hingga mencapai 10—20 persen. Infeksi terjadi pada bagian tunas, batang, akar, dan bunga. Penyebaran penyakit ini dibantu oleh keadaan lingkungan yang lembap dan terdapat banyak serasah di permukaan tanah.
Buah yang membusuk juga bisa menjadi media penyebaran penyakit sehingga harus segera disingkirkan. Pengendalian penyakit ini dapat dilaukan dengan fungisida seperti Dithane M-45 atau Manzate 6 sebanyak 800 gram dan 400 gram per hektare.
Cocoa swollen shoot virus (CSSV)
CSSV dapat menyebabkan kehilangan panen pada tahun pertama serangan hingga sebesar 50 persen dan pada tahun kedua akan menyebabkan pohon mati. Pohon yang terkena penyakit ini memiliki gejala seperti batang daun, akar, dan bunga yang membengkak.
Kambium batang membengkak dan sel-sel phloem berubah menjadi lebih besar. Ruas batang juga mengalami pembengkakan dan pada bagian daun terlihat perubahan warna di sekitar tulang daun menjadi merah. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan cara memotong dan memusnahkan bagian yang terinfeksi.
Witches Broom Diseases (WBD)
WBD disebabkan oleh Crinipellis perniciosa atau Marasmius erniosis. Penyakit tersebut dapat menyebabkan kehilangan panen sebesar 70 persen. Pohon yang terserang penyakit ini memiliki gejala tunas yang tumbuh abnormal dari ketiak tangkai daun pada cabang.
Tunas tersebut tumbuh dalam jumlah banyak dan kasar, tanpa daun, dan beruas pendek. Pengendalian dapat dilakukan dengan memotong cabang sejauh 15 cm dari bagian yang terinfeksi.