Penyakit Tanaman Jati yang Wajib Diwaspadai

Pertanianku — Penyakit tanaman jati dibagi berdasarkan bagian tanaman yang diserang, seperti penyakit akar, penyakit batang, dan penyakit daun. Seluruh penyakit tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih agar tidak mengganggu pertumbuhan dan menyebabkan gagal panen. Berikut ini ulasan lebih lengkap mengenai penyakit tanaman jati yang kerap meresahkan petani.

penyakit tanaman jati
foto: Pertanianku

Penyakit akar

Penyakit yang sering ditemui pada akar jati disebabkan oleh bakteri Pseudomonas tectonae. Penyakit tersebut menyebabkan daun tanaman menguning, kemudian berubah menjadi cokelat. Penyakit ini cukup sulit untuk diberantas, kecuali tanaman dicabut dan dibakar. Lubang bekas tanam pun harus ikut dibakar untuk memutus rantai penyakit.

Ada lagi beberapa jenis jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada akar jati, di antaranya Armilaria melea, Phellinus hellinus, P. lamaonsis, P. noxius, Helicobasidium compactum, P. rhizomorpho, Ustulina deusta, Xylaria thwaittesii, Polyporus zonalis, dan P. shoreae.

Serangan jamur-jamur tersebut dapat dicegah dengan memperbaiki sistem drainase pada lahan persemaian dan penanaman untuk menghindari genangan, membersihkan tanaman inang penyebab penyakit, melakukan penyemaian dan penanaman pada waktu yang tepat, serta membakar lubang tanam yang ditumbuhi tanaman sakit.

Selanjutnya, sterilkan lubang tanam dengan formalin 4 persen dan berikan belerang sebanyak 400 kg per hektare dan kapur CaCO3 1.400 kg per hektare.

Penyakit batang

Penyakit batang yang kerap menyerang tanaman jati di antaranya Corticium salmoniclor dan Nectria haematococca. Kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan kanker batang yang ditandai dengan daun layu dan berubah warna menjadi hitam gelap, muncul buah jamur, timbul benjolan lapisan gabus di permukaan batang, dan kulit kayu pecah-pecah.

Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan membersihkan lahan di sekitar tanaman jati dari tanaman inang penyebab penyakit, menerapkan jarak tanam yang tepat agar intensitas cahaya yang masuk tinggi dan aliran udara sehat, serta melakukan pemangkasan secara teratur.

Penyakit dapat diberantas dengan melakukan pengerokan batang yang terluka, lalu mengolesi bagian tersebut dengan kooltir atau TB 192. Selain itu, dapat pula dilakukan pengolesan dengan fungisida jenis Fylomac 0,5 persen atau Antimucin 0,5 persne yang diulang tiap tiga minggu.

Penyakit pucuk daun

Penyakit yang sering menyerang pucuk daun adalah Stemphyllum sp. dan Phomopsis tectonae. Penyakit pucuk daun dapat dilihat dari tanda-tanda seperti munculnya bercak cokelat muda hingga cokelat tua, daun mengering dan kehilangan turgor, daun layu dan rontok, serta batang pada permukaan tanah menjadi lunak dan basah.

Serangan penyakit dapat dicegah dengan menjaga kondisi kelembapan lahan dengan sistem drainase yang baik serta mencabut dan membakar tanaman yang sakit.

Penyakit dapat diberantas dengan penyemprotan formalin 4 persen pada pucuk daun yang sakit dan dapat dilakukan pengasaman dengan belerang serta kapur CaCo3.