Penyebab Buah Pala Busuk dan Kering

Pertanianku — Buah pala yang tampak mengering dan membusuk bisa saja terkena penyakit busuk buah kering. Penyebab buah pala busuk adalah Stigmina (Cercospora) myristicae.  Penyakit ini biasanya menyerang buah yang sudah berumur 4—6 bulan.

buah pala busuk
foto: pertanianku

Buah pala yang sudah terkena penyakit busuk buah dan kering mengalami penurunan kadar fenol total dari buah sehingga daya tahan buah terhadap penyakit menjadi berkurang. Buah yang terjangkit penyakit ini akan tampak bebercak cokelat kecil, bulat, dan cekung. Selanjutnya, bercak tersebut akan melebar hingga berukuran 3 cm.

Kadang-kadang di dalam satu buah terdapat dua bercak yang lama-kelamaan akan menyatu. Pada permukaan bercak tersebut tumbuh jamur berwarna hitam kehijauan seperti konidiofor dan konidia jamur.

Bercak yang sudah tumbuh akan mengering dan mengeras (mumifikasi). Kondisi seperti ini akan menyebabkan buah pecah dan akhirnya berguguran.

Penyakit buah pala busuk dan kering harus segera diatasi karena bisa menyebar ke buah yang masih sehat. Spora penyakit bisa menyebar melalui air dan angin.

Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menjaga kondisi kebun agar jangan terlalu lembap. Gunakan jarak tanam yang ideal, sekitar 8 m × 10 m × 10 m. Berikan pemupukan dengan jenis pupuk serta dosis sesuai dengan yang direkomendasikan agar tanaman pala dapat tumbuh kuat dan menghasilkan buah yang tidak mudah pecah.

Buah yang sudah terjangkit penyakit harus dipetik dan dibenamkan ke dalam tanah atau dibakar di tempat yang aman. Bersihkan gulma yang tumbuh di sekitar pohon untuk mengurangi kelembapan di dalam kebun. Gulma yang tumbuh dapat menyebabkan kondisi kebun menjadi terlalu rapat sehingga tingkat kelembapan kebun sangat rawan mengalami kenaikan.

Kurangi juga jumlah tanaman pelindung seperti kelapa, duku, dan rambutan setelah tanaman pala sudah berumur 4—5 tahun. Cara lain untuk mengurangi kelembapan adalah melakukan pemangkasan cabang atau ranting yang sudah saling bersentuhan.

Penyakit ini juga bisa dikendalikan dengan penyemprotan fungisida berbahan aktif manocazep dengan dosis 2 gram/liter. Fungisida disemprot sebanyak 2—4 minggu sekali agar pencegahan lebih optimal.