Pertanianku — Feses ayam yang basah harus segera ditangani secepatnya karena bisa menjadi indikasi serangan penyakit. Selain itu, feses yang basah juga dapat membuat sekam di dalam kandang basah. Kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan begitu saja karena dapat menimbulkan berbagai kerugian. Penyebab feses ayam basah bisa berasal dari faktor infeksius dan noninfeksius.

Faktor infeksius yang menyebabkan feses ayam basah antara lain infeksi kolibasilosis, ND, gumboro, pullorum, dan koksidiosis. Biasanya, serangan penyakit ini akan diiringi dengan timbulnya beberapa gejala klinis lain. Apabila penyakit tersebut sudah terlihat menginfeksi ayam peliharaan, segera tangani dengan pengobatan yang tepat.
Sementara itu, faktor noninfeksius yang menyebabkan feses basah sebagai berikut.
Heat stress
Heat stress atau cekaman panas dapat mengakibatkan ayam menjadi banyak minum sehingga feses yang dikeluarkan menjadi encer atau basah.
Pakan tidak sesuai
Pakan yang dengan kadar garam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh ayam sehingga feses yang dihasilkan basah. Kadar garam yang tinggi juga dapat menyebabkan ayam mengonsumsi air lebih banyak sehingga menyebabkan diare.
Penyebab lain yang datang dari pakan adalah kandungan protein yang terlalu tinggi. Pakan berprotein tinggi dapat menstimulasi terjadinya feses basah. Hal ini karena konsentrat asam urat di dalam ginjal terlalu tinggi sehingga ayam terpacu untuk mengonsumsi air minum lebih banyak. Akibatnya, feses yang dikeluarkan menjadi basah dan encer.
Kesalahan saat memberikan obat
Pemberian obat yang tidak sesuai dengan anjuran juga bisa membuat ayam mencret. Untuk itu, pengobatan tidak boleh dilakukan sembarangan karena menyebabkan feses basah dan pemborosan biaya produksi.
Apabila sekam di dalam kandang sudah menggumpal seperti lengket, peternak harus segera mengangkat sekam basah, lalu menggantinya dengan sekam yang baru. Proses penggantian sekam tidak boleh dilakukan terlalu sering karena dapat menyebabkan ayam stres.
Proses pemantauan kondisi sekam dan ayam harus dilakukan secara rutin dengan berkeliling ke seluruh bagian kandang. Kegiatan pengontrolan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemberian pakan dan minum atau minimal dua kali sehari, yaitu pada pagi hari sebelum memberi pakan dan minum serta tengah malam.