Penyebab Gagalnya Proses Pembuatan Tempe

Pertanianku — Tidak semua orang mampu membuat tempe karena proses pembuatannya cukup panjang dan membutuhkan kehati-hatian agar proses fermentasi tempe tidak gagal. Seringkali tempe yang dihasikan malah terlihat pecah, pertumbuhan kapang tempe tidak merata atau bahkan kapangnya sama sekali tidak tumbuh. Proses pembuatan tempe yang gagal menyebabkan kedelai menjadi busuk, berbau tidak sedap, berlendir, asam dan efek buruk lainnya.

pembuatan tempe
foto: Pixabay

Kondisi yang tidak normal tersebut sudah pasti disebabkan oleh kesalahan selama proses pembuatan tempe. Berikut ini beberapa penyebab kegagalan yang umum terjadi ketika pembuatan tempe.

Tempe basah

Suhu fermentasi yang terjadi di atas 40°C dapat menyebabkan tempe yang dihasilkan menjadi basah. Kondisi tersebut diperparah dengan tingkat kelembapan udara yang terlalu tinggi, kedelai terlalu basah, lubang pembungkus terlalu kecil, serta peralatan yang digunakan tidak bersih.

Lubang udara pada pembungkus kedelai berfungsi memperlancar pertukaran udara sehingga udara segar masuk dan air yang mengembun menguap. Embun yang kesulitan untuk keluar akan menumpuk di dalam dan mengakibatkan pertumbuhan kapang menjadi terhambat.

Tempe tidak kompak

Jika Anda menggunakan kapang yang sudah tidak aktif atau mati, tempe yang dihasilkan menjadi tidak kompak. Ragi juga perlu diaduk rata agar seluruh bagian tempe menjadi kompak. Penyebab lain yang umum dijumpai adalah waktu fermentasi yang kurang lama dan suhu fermentasi yang terlalu rendah atau tidak merata.

Anda juga harus memerhatikan jumlah ragi yang dipakai. Usahakan jumlah ragi harus tepat, tidak kurang atau berlebihan. Untuk menghasilkan tempe yang kompak, Anda membutuhkan 1 kg kedelai dan 1 sendok makan ragi.

Tempe berbau amoniak atau alkohol

Bau tempe yang seperti amoniak atau alkohol disebabkan oleh waktu fermentasi yang terlalu lama, suhu terlalu tinggi, alat yang digunakan tidak bersih, dan kadar air terlalu tinggi.

Tempe beracun

Tempe beracun disebabkan oleh ragi atau bahan yang digunakan sudah terkontaminasi mikroba pathogen atau bahan beracun. Selain itu, penggunaan ragi yang sudah lemah keaktifannya atau jumlah ragi yang sedikit juga menyebabkan tempe menjadi racun.