Penyebab Hasil yang Didapatkan Sedikit dalam Beternak Kroto

Pertanianku— Kroto adalah telur yang dihasilkan oleh semut rangrang dan merupakan pakan hewan peliharaan yang disukai karena berprotein tinggi. Kroto sering digunakan sebagai pakan burung peliharaan seperti burung kicauan. Selain diberikan dalam bentuk mentah, kroto juga sering diolah menjadi pakan burung pabrikan. Namun, para peternak masih sering mengalami hambatan saat beternak kroto, salah satunya adalah hasil yang didapatkan sedikit.

beternak kroto
foto: pertanianku

Indonesia memiliki kondisi alam yang sangat potensial untuk mendukung pertumbuhan kroto. Hal ini bisa dilihat dari populasi semut rangrang yang banyak dan mudah untuk dijumpai. Iklim Indonesia sangat sesuai dengan perkembangan populasi semut penghasil kroto.

Selain itu, kroto bisa dibudidayakan di lahan sempit, bibitnya sangat mudah untuk didapatkan, modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar, harga kroto cenderung stabil karena masih banyak permintaan di pasar yang masih belum terpenuhi, permintaan terus meningkat, mudah dalam pemasaran, dan mudah saat dipelihara.

Beternak kroto menjadi peluang yang menjanjikan pada saat tren memelihara burung kicauan semakin meningkat. Selama masih banyak peminat burung kicauan atau burung peliharaan lainnya, selama itu juga beternak kroto masih sangat berpotensi.

Selain itu, saat ini kroto yang dihasilkan masih sering didapatkan dari tangkapan di alam, padahal penangkapan kroto tersebut dapat menyebabkan penurunan populasi semut rangrang di alam. Namun, ada beberapa permasalahan yang kerap dialami oleh peternak kroto sehingga hasil yang didapatkan sedikit.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil produksi sedikit. Mulai dari mutu bibit yang digunakan, stres, asupan gizi, serta manajemen pakan dan minum yang kurang baik.

Mutu bibit yang digunakan harus berkualitas agar mampu menghasilkan telur dalam jumlah banyak. Anda bisa mendapatkan bibit tersebut dari peternak yang sudah berpengalaman.

Stres yang dialami oleh semut akan menghambat produksi kroto. Stres tersebut bisa saja disebabkan oleh kondisi kandang yang terlalu dingin, atau terlalu panas, suara bising, pencahayaan di dalam kandang terlalu cerah, atau ada penyakit yang menyerang semut. Anda harus mengidentifikasi penyebab stres tersebut untuk mengembalikan produksi kroto.

Asupan gizi menjadi salah satu faktor lain yang memengaruhi produksi kroto. Berikan pakan yang bernutrien tinggi agar semut mampu menghasilkan kroto secara optimal. Faktor terakhir yang menyebabkan penurunan hasil produksi adalah manajemen pakan dan minuman yang buruk. Pakan dan minuman tidak boleh telat diberikan karena dapat memengaruhi kroto yang akan dihasilkan.