Pertanianku — Tidak semua ternak sapi bisa dilakukan inseminasi buatan, hanya beberapa ternak yang diketahui memiliki performa produksi yang bagus mendapatkan inseminasi buatan (IB). Sapi tidak subur menjadi salah satu kegagalan reproduksi melalui IB yang kerap terjadi.
Itu sebabnya pelaksanaan IB harus dilakukan secara selektif. Proses kawin suntik ini bisa berhasil dengan sistem manajemen dan sistem pencatatan yang baik. Selain ketidaksuburan, keberhasilan IB juga dipengaruhi oleh status reproduksi, waktu pelaksanaan, inseminator, dan manajemen pemeliharaan yang tepat. Petugas dan peternak harus memahami angka kebuntingan, calving rate, dan penyebab kegagalan reproduksi.
Ketidaksuburan (infertilitas) yang diderita oleh sapi dapat disebabkan oleh faktor lingkungan atau gangguan hormonal. Penyebab dari faktor lingkungan adalah makanan, manajemen, penyakit menular dan tidak menular, serta iklim. Berikut ini ulasan lebih lengkap mengenai penyebab sapi tidak subur.
Makanan
Ketidaksuburan yang disebabkan oleh makanan biasanya akibat defisiensi majemuk. Misalnya, defisiensi protein yang dapat menyebabkan defisiensi fosfor. Selain itu, ternak yang kelaparan karena manajemen pakan yang buruk juga dapat menghambat proses dewasa kelamin (3–4 tahun), hambatan pada siklus estrus (anesterus), atau menyebabkan sekresi hormon gonadotropin berkurang.
Manajemen pakan yang buruk dan menyebabkan sapi obesitas juga menjadi penyebab ketidaksuburan ternak. Kondisi yang kegemukan dapat menyebabkan ovarium atau lemak yang menutupi ovarium mengecil sehingga menghambat ovulasi.
Efek negatif lainnya dari manajamen pakan yang buruk adalah defisiensi vitamin A yang dapat menyebabkan terjadi abortus atau lahir lemah. Kekurangan vitamin A juga bisa berakibat fatal seperti kematian karena terbentuknya kronifikasi tenunan epitel placenta.
Sementara itu, sapi yang mengalami defisiensi fosfor, Fe, dan I (trace mineral) dapat mengalami proses metabolisme yang kurang sempurna sehingga perkembangannya terganggu dan mengalami ketidaksuburan.
Gangguan hormonal
Gangguan hormonal berupa anestrus, yakni gejala sapi tidak mengalami birahi karena kekurangan hormon estrogen. Selain itu, muncul kista ovaria, yaitu adanya kista di dalam induk telur karena kegagalan pematangan sel telur yang diakibatkan oleh rendahnya pengeluaran Luteinizing Hormone dan Follicle Stimulating Hormone.