Pertanianku — Saat ini tengah berlangsung Pertemuan Komisi Asia Pasifik untuk Statistik Pertanian (APCAS) di Bali. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) untuk membahas kebutuhan dukungan spesifikasi data pertanian dan statistik pangan serta di Asia Pasifik.
Acara APCAS tersebut dipandu oleh Pemerintah Indonesia selaku tuan rumah dalam pertemuan tersebut dan dihadiri oleh 100 delegasi yang berasal dari 30 negara dan 9 organisasi internasional serta regional. Pertemuan ini akan membahas 17 tujuan SDG’s, 169 target, dan 232 indikator. Tujuannya adalah memantau perkembangan untuk meningkatkan sistem pendataan statistik dan analisis data agar mampu merencanakan program dan solusi yang baik di sektor pertanian, ternak, perikanan, dan kehutanan.
Pertemuan ini menjadi platform untuk setiap delegasi yang hadir, yakni negara-negara Asia Pasifik untuk terjun secara langsung terlibat dalam proses memusatkan statistik pertanian seperti mengubah pola tanam, keterpencilan geografis, pemeliharaan ternak karena perubahan iklim serta penyakit lintas batas, dan pembangunan infrastruktur statistik terbatas dan sumber daya.
Menurut Kepala Statistik FAO, Pietro Gennari, salah satu kesalahan dalam upaya pembangunan SDG adalah keterlambatan negara-negara dalam mengukur perkembangan SDG yang sudah mulai dijalankan. Dengan begitu, program SDG ini jadi sulit untuk mencapai target yang sudah ditentukan.
“Komitmen negara yang lambat untuk mengukur SDG dan kinerja yang buruk untuk mencapai SDG, terkait erat. Kami menyaksikan inversi aksioma yang lazim di mana apa yang diukur dan yang akan dilakukan. Kami tidak mengukur indikator SDC dan ini adalah salah satu alasan penting mengapa kami tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapai target SDG,” ujar Pietro seperti dilansir dari laman Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Pertemuan APCAS ini menjadi kesempatan penting untuk memperbaiki, meningkatkan serta mempercepat pertumbuhan SDG yang sudah berjalan di wilayah Asia Pasifik.
Stephen Rudgard, Perwakilan FAO untuk Indonesia mengatakan jika kurang dari 15 tahun hampir setengah miliar orang yang kelaparan dan masih berjuang untuk bertahan hidup. FAO juga akan memperkuat organisasi dan sektor swasta untuk menyelesaikan permasalahan yang tengah berlangsung ini.