Pertanianku – Petani sudah melalui seluruh tahap berkebun durian dengan benar sejak pemilihan lokasi hingga penanaman dan perawatan. Namun, ketika saatnya tanaman berbuah, petani menjadi kecewa karena tanaman durian yang ditanamnya hanya menghasilkan bunga, tetapi gagal menghasilkan buah atau buah yang jadi bentuknya aneh. Hal ini berkaitan dengan kegagalan penyerbukan yang disebabkan oleh keseragaman varietas dan semakin berkurangnya agen penyerbuk alami. Kondisi ini bisa diatasi dengan penanaman durian varietas lain dan penyerbukan buatan. Selain itu, penyerbukan buatan juga bisadigunakan untuk membantu meningkatkan mutu (terutama bentuk dan ukuran) buah.
Tanaman durian dikenal sebagai tanaman yang menyerbuk terbuka dan beberapa varietas mengalami self-incompability. Tanaman durian yang tidak memiliki hambatan self-incompability umumnya memiliki bentuk buah yang bulat sempurna, walaupun ukurannya kecil. Tanaman durian seperti ini mampu berbuah dengan baik walaupun tumbuh soliter (sendirian) atau dalam satu hamparan terdiri atas klon/varietas durian yang sama. Pada tanaman yang mengalami selfincompability penyerbukan hanya berhasil baik bila diserbuki oleh polen yang compatible, bunga yang tidak diserbuki sempurna maka bentuk buahnya pun tidak sempurna karena salah satu ponggenya kosong.
Penelitian Lim dan Luger (2009) juga menunjukkan bahwa penyerbuk yang tepat dapat mempengaruhi ukuran buah. Pada varietas Grampun, ketika diserbuki sendiri buah yang dapat dipanen hanya 9% dari bunga yang diserbuki dengan bobot buah 2,09 kg. Bila diserbuki dengan varietas D24 dapat dipanen 16,7% dari penyerbukan dengan bobot buah 5,3 kg. Bila penyerbuknya varietas Luang dapat dipanen 16,7% dari penyerbukan dengan bobot buah 4,2 kg. Sementara itu bila penyerbuknya varietas Monthong dapat dipanen 30,2% dari penyerbukan dengan bobot buah 2,5kg, dan bila diserbuki dengan klon R3S dapat dipanen 31,8% dari penyerbukan dengan bobot buah 2,1 kg.
Penelitian di Thailand oleh Honsho et al. (2003) menunjukkan bahwa penyerbukan sendiri secara alami pada varietas Monthong, Kani, Kradum-thong dan Phaung Manee hanya menghasilkan buah sangat rendah berkisar 0—1,4%. Penyerbukan buatan dengan polen dari varietas yang sama menghasilkan keberhasilan pembuahan 7,7% pada Monthong, 3,6% pada kani dan 0% pada Phaung Manee. Hal tersebut menunjukan bahwa varietas-varietas tersebut merupakan varietas yang mengalami self-incompability. Penyerbukan varietas Monthong dengan Kradum-thong menghasilkan 27,2% keberhasilan pembentukan buah, dan penyerbukan Chanee dengan Kradum-thong menghasilkan 16,3% keberhasilan pembentukan buah. Hal ini menunjukkan bahwa varietas Kradum-thong merupakan tanaman penghasil polen yang compatible dengan kedua varietas tersebut. Pengamatan pada pertumbuhan pollen-tube menunjukkan bahwa perkecambahan polen pada kepala putik dari tanaman sendiri tidak terhambat, sehingga diduga tanaman durian memiliki sifat late-acting elf-incompatibility.
Tanaman durian secara alami di Indonesia umumnya tercampur berbagai genotipe dalam satu hamparan sehingga sulit dibedakan antara tanaman yang mengalami self-incompability atau tidak, juga belum diketahui genotipe mana yang paling sesuai sebagai penyerbuk. Dengan demikian, perlu diperhatikan bila akan menanam durian satu varietas dalam satu hamparan perlu dipersiapkan varietas/tanaman penyerbuknya agar produksinya tinggi dan kualitas buahnya baik.
Penanaman durian Monthong bersama durian Kani pada satu lokasi di Jawa Tengah diketahui dapat membuat produksi buah durian berkualitas meningkat. Hal ini sejalan dengan pengamatan Lim dan Luger (2009) yang menunjukkan keberhasilan penyerbukan Monthong dan Kani dengan rata-rata keberhasilan pembentukan buahnya mencapai 29,3%
Umumnya, durian yang buahnya kecil-kecil, bulat, dan hanya berisi satu pongge per juring dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun, buah durian yang ukurannya besar dan per juring dapat berisi lebih dari dua pongge, tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri. Oleh karena itu, untuk buah durian yang berukuran besar cenderung membutuhkan penyerbuk dari varietas lain.
Sumber: Buku Berkebun Durian Unggul