Pertanianku — Kecombrang terkenal sebagai salah satu jenis lalapan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Sunda. Selain dijadikan lalapan, kecombrang juga sering diolah menjadi berbagai jenis aneka makanan khas Nusantara, seperti sayur asem, pepes, dan campuran pecel. Ternyata, tanaman ini juga berkhasiat untuk kesehatan tubuh, salah satunya perbanyak ASI.

Kecombrang dapat tumbuh hingga setinggi 5 meter. Batangnya berbentuk semu bulat dan membesar di bagian pangkal. Tanaman tumbuh merumpun dan berimpang tebal berwarna merah jambu. Daun tersusun dalam dua baris, berseling, pada bagian ujung meruncing, dan berwarna hijau mengilap. Bunga tanaman berbentuk seperti gasing dan bertangkai panjang.
Bagian yang dapat dimanfaatkan adalah bunga. Di dalam bunga kecombrang mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol.
Untuk memperbanyak ASI, Anda hanya perlu mengonsumsi kecombrang dalam berbagai bentuk makanan, mulai dari dilalap hingga direbus.
Selain memperbanyak ASI, kecombrang juga bermanfaat untuk mengatasi bau badan dan pembersih darah.
Kecombrang termasuk jenis tanaman rempah dan merupakan tanaman tahunan berbentuk terna. Masyarakat memercayai tanaman ini dapat menetralkan kolesterol dan berfungsi sebagai antimikrobia.
Di dalam daun tanaman mengandung senyawa polifenol yang cukup tinggi sehingga berkhasiat untuk mengobati disentri. Selain itu, ada juga kandungan antioksidan yang jauh lebih tinggi dibanding bagian bunga dan rimpangnya.
Kandungan flavonoid dan saponin di dalam tanaman ini mampu membunuh larva nyamuk sehingga dapat mengendalikan populasi nyamuk yang berlebihan.
Hingga saat ini masih belum ada literatur yang membahas terkait efek samping dari penggunaan kecombrang sebagai obat herbal. Namun, Anda tidak disarankan mengonsumsi secara berlebihan sebelum melakukan konsultasi terlebih dahulu karena dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping yang kurang baik.
Kecombrang memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah, seperti di Sumatera lebih dikenal sebagai puwar kinjung dan di Medan disebut kincung. Di Jawa sendiri nama tanaman ini cukup beragam, ada honje, rombeka, combrang, kecumbrang, dan cumbrang. Sementara itu, di Maluku tanaman ini disebut sebagai salahawa dan petiikala.