Perbanyakan Vegetatif Tumbuhan Naga

Pertanianku – Perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif pada buah naga merupakan perbanyakan menggunakan setek cabang atau batang. Batang atau cabang yang digunakan untuk setek harus dalam keadaan sehat, keras, tua, sudah berbuah, dan berwarna hijau kelabu. Ukuran setek yang ideal antara 20-30 cm.

Perbanyakan Vegetatif Tumbuhan Naga

Dari pengamatan, dengan panjang setek tersebut maka tunas yang tumbuh akan mudah membesar dan sesuai untuk batang paling bawah bila ditanam untuk produksi. Selain itu, setek dengan ukuran tersebut memiliki banyak mata tunas. Pengaruh banyak mata tunas ini tampak saat tunas yang baru tumbuh dipangkas maka akan muncul dua tunas baru yang terkadang hampir bersamaan.

Tanaman asal setek merupakan tanaman yang pernah berbuah dan memiliki ketuaan yang cukup maka cabang berikutnya akan memiliki pertumbuhan yang pesat. Dengan demikian, bila cabang baru tersebut dipotong, diakarkan, kemudian ditanam di lahan maka akan tampak pertumbuhan yang kokoh, kekar, dan cepat bertunas. Sebaliknya, bila setek diambil dari tanaman yang belum pernah berbuah atau setek susulan maka bibit yang dihasilkan akan bersifat lunak seolah memiliki kadar air yang banyak. Bibit semacam ini akan mempengaruhi umur produksi. Bila bibit ini akan dipercepat produksinya maka dibutuhkan pemeliharaan dan perlakuan tambahan sehingga berpengaruh pada peningkatan biaya.

Bibit setek berukuran kurang dari 10 cm dan saat ditunaskan di lahan akan sulit mencapai ukuran 30—60 cm secara utuh. Padahal, sangat dibutuhkan bibit yang panjang dan besar sebagai batang bawah sewaktu ditanam di lahan. Semakin panjang bibit akan smakin cepat bibit tersebut memiliki cabang produktif karena percabangannya lebih banyak. Namun, setiap setek minimal harus memiliki empat titik tumbuh calon tunas (aereol). Bibit yang baik pun sangat dipengaruhi oleh diameter batang.

Penampilan tanaman akan lebih baik bila diameter batang semakin besar. Bahkan tanaman cenderung lebih tahan terhadap serangan penyakit busuk pangkal batang bila batangnya berukuran lebih besar. Memang ukuran panjang bibit tergantung dari diameter batang. Panjang setek batan berdiameter minimal 8 cm dapat berukuran 10—15 cm atau minimal terdapat satu mata tunas.

Bahan setek diambil dari cabang atau batang yang sangat kekar, keras, berwarna hijau tua kelabu, dan sehat atau tidak terserang penyakit. Cabang atau batang dipilih yang pernah berbuah 3—4 kali. Panjang cabang/batang umumnya berukuran 80—120 cm. Pangkaslah cabang tersebut dan sisakan sekitar 20% dari panjang cabang kesuluruhan. Bagian yang 80% dapat digunakan sebagai bibit, sesuai kebutuhan ukuran yang diinginkan. Umumnya bahan setek calon bibit berukuran antara 15—30 cm.

Gunakanlah sulur yang telah berbuah sebagai pedoman agar bibit berkualitas baik, mudah dan cepat berbuah. Tempat penanaman setek berupa bedengan dapat disiapkan sambil menunggu setek menjadi kering. Bedengan dibuat berukuran dengan tinggi 15 cm, lebar 100 cm, dan panjang sesuai keadaan lahan. Pada bedengan ini ditaburkan pasir sebanyak dua ember atau setara dengan 10 kg/m2. Selanjutnya, tambahkan pupuk kandang kering sebanyak 3 kg/m2 dan dolomit 250 g/m2. Di atas media ditaburkan pupuk NPK sebanyak 50 g/m2. Media pada permukaan bedeng diaduk merata sedalam 10 cm lalu diratakan. Selanjutnya, media disiram dengan menggunakangembor hingga basah merata dan dalam. Biarkan media tanam tersebut selama semalam.

Keesokan harinya disemprot dengan Thiodan 4 cc/l air, Ridomil 4 g/l air, dan Hortigro 11 : 44 : 11 sebanyak 4 g/l air. Dosis tersebut hanya untuk penyemprotan seluas 1 m2. Selanjutnya, bedengan dibuatkan lubanglubang tanam berukuran 20 cm x 20 cm dengan menggunakan tugal berdiameter 4 cm. Kedalaman lubang tanam 5 cm. Setiap meter persegi terdapat 16 lubang tanam. Setelah setek menjadi kering, bagian pangkal setek dicelupkan selama 2—3 detik dalam Rootone F. Rootone F berdosis setengah pekat diperoleh dengan mencampurkan 3 sendok teh Rootone F dan 2 sendok teh air lalu diaduk merata. Dengan penggunaan Rootone F maka akan terjadi pengumpulan karbohidrat pada pangkal batang sehingga mempercepat perakaran.

Setelah disemaikan selama tiga minggu, setek akan mulai berakar. Oleh karena itu, sungkup atau naungan dapat dibuka agar kebutuhan bibit akan sinar matahari secara langsung dapat diperoleh. Dua minggu setelah naungan dibuka, bibit dapat diberi pupuk ZA, TSP, dan KCl dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Pupuk tersebut ditaburkan dalam larikan sedalam 3 cm dengan dosis 100 g/m2/bulan. Pada saat itu akan tumbuh tunas cabang.

 

Sumber: Buku Berkebun Buah Naga