Pertanianku — Terdapat dua jenis ayam konsumsi, yaitu ayam kampung dan ayam ras. Ayam kampung yang semula dianggap tidak layak untuk diusahakan, kini sudah mulai banyak diternakkan karena permintaannya selalu ada setiap tahun. Kedua jenis ayam ini memiliki peminat yang berbeda-beda karena memiliki perbedaan yang cukup banyak. Berikut ini perbedaan ayam kampung dan ayam ras yang perlu Anda ketahui.

Kemampuan produksi
Ayam kampung terkenal memiliki kemampuan produksi yang lebih rendah dibanding ayam ras. Itu sebabnya ayam kampung pada awalnya jarang diternakkan dalam skala yang besar. Pasalnya, ayam kampung tidak bisa dipelihara selama dua bulan sebagai ayam pedaging. Pada umur tersebut anak ayam kampung belum sebesar kepalan orang dewasa atau masih kecil sekali. Umur panen ayam kampung memang lama, lebih dari satu tahun.
Ayam kampung memang ada yang mulai bertelur pada umur enam bulan. Namun, perlu disadari bahwa keragamannya besar. Artinya, antara rencana dan kenyataan bisa berbeda. Hal ini terjadi karena ayam kampung tidak memiliki genetis yang seragam. Oleh karena itu, sekitar umur delapan bulan barulah telur-telur bisa dijual. Itu pun bila makanan dan kesehatannya baik.
Akibat pertumbuhan dan kemampuan bertelur yang lambat akan terjadi pemborosan modal kerja. Sementara itu, penyusutan berjalan terus dan biaya tetap (fixed cost) terus keluar.
Hal ini yang harus disadari bahwa waktu panen untuk ayam kampung memang lambat sehingga tingkat pengembalian modal pun lambat. Namun, keadaan tersebut tidak akan terjadi bila memakai sistem sekuensial (berkesinambungan atau kelompok).
Tidak ada istilah ayam kampung pedaging dan petelur
Ayam kampung tidak bisa dikelompokkan sebagai ayam pedaging ataupun ayam petelur. Faktor permintaan konsumenlah yang menentukan peternak mau menjual telur atau menjual dagingnya (ayam potong).
Daya adaptasi
Ayam kampung bukan merupakan ayam yang efisien dalam memanfaatkan makanan, tetapi mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungannya.