Perbedaan Pestisida Nabati dan Hayati

Pertanianku  — Ada banyak cara untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit. Penggunaan pestisida kimia mulai mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan. Pasalnya, pestisida kimia dapat menyebabkan dampak buruk untuk masa depan, baik itu untuk tanaman, manusia yang mengonsumsi, maupun lingkungan sekitar. Salah satu alternatif pengganti pestisida kimia adalah pestisida hayati dan nabati.

pestisida hayati
Foto: Pixabay

Secara umum, kedua pestisida alami tersebut memiliki perbedaan. Berikut ini ulasan lebih lanjut mengenai pestisida hayati dan pestisida nabati.

Pestisida hayati

Pestisida hayati (biopestisida) adalah pestisida berbahan baku utama mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan cendawan untuk mengendalikan hama. Hama yang terkena serangan mikroorganisme di dalam pestisida hayati akan mengalami hambatan dalam perkembangan, bahkan bisa mati. Berikut ini beberapa contoh pestisida hayati.

  • Cendawan verticillium lecanii untuk mengendalikan kutu putih, aphids, thrips, dan Tak hanya itu, cendawan juga bisa digunakan untuk mengatasi serangan larva black vine dan kutu kebul.
  • Bacillus thuringiensis digunakan untuk mengatasi ulat pemakan daun.
  • Virus Se-NPV untuk mengatasi serangan ulat grayak pada bawang.
  • Virus SI NPV untuk mengatasi serangan ulat grayak pada cabai dan kacang.
  • Corynebacterium untuk mengendalikan penyakit patek pada tanaman cabai, embun tepung, dan bercak daun pada bawang merah.

Pestisida nabati

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan bakunya berasal dari berbagai tanaman dan hewan. Pestisida ini memiliki kelebihan karena mudah terdegradasi/terurai oleh matahari.

Umumnya, pestisida nabati memiliki efek menghentikan nafsu makan serangga, tetapi jarang menyebabkan hama mati. Pestisida dapat bekerja secara optimal apabila aplikasinya dilakukan secara rutin dan sering.

Tingkat toksisitas pestisida nabati rendah terhadap hewan dan relatif aman pada manusia. Selain itu, pestisida aman dan tidak merusak tanaman. Namun, volume pestisida yang terlalu tinggi juga bisa menimbulkan bahaya bagi tanaman. Pestisida ini bisa diandalkan untuk mengatasi permasalahan hama yang sudah resisten pada pestisida sintetis.

Hingga saat ini kapasitas produksi pestisida nabati masih terbatas. Hal ini karena belum banyak bahan tanaman pestisida nabati yang dibudidayakan. Itu sebabnya persediaan pestisida nabati terbatas.