Perhatikan Pemeliharaan Tanaman Asparagus

Pertanianku — Tanaman asparagus cukup banyak dikonsumsi karena mengandung banyak nutrisi. Asparagus juga mulai sering dikonsumsi di Indonesia. Anda juga bisa menanamnya sendiri di rumah. Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam pemeliharaan tanaman asparagus.

pemeliharaan tanaman asparagus
Foto: pixabay

Asparagus baik ditanam pada ketinggian 800—2.000 mdpl. Suhu yang dianjurkan agar tanaman bisa tumbuh maksimal adalah 10—20°C. Tanaman ini mampu tumbuh di dataran rendah, tapi memiliki serat kasar sehingga kurang disenangi.

Tanaman asparagus menyukai kondisi tanah yang subur, gembur, dan mengandung banyak humus. Tanah tersebut juga sebaiknya mengandung abu tanah vulkanik dan mengandung sedikit pasir. Tingkat keasaman tanah berkisar pada pH 5,5—6 pada daerah yang lembap dan terbuka.

Pemeliharaan tanaman asparagus dalam budidayanya meliputi beberapa aspek. Pembudidaya perlu melakukan beberapa hal seperti pendangiran, penyiangan gulma, pemupukan, pemangkasan tunas batang, serta pemberantasan hama dan penyakit.

Pemupukan berulang dilakukan agar rebung asparagus banyak dan berkualitas. Ciri rebung yang sehat adalah menampilkan bagian rebung yang putih panjang, memiliki sedikit sisik, dan tidak berserat.

Pupuk kandang diberikan sekali setahun setelah pemanenan. Pupuk ini sebaiknya diberikan sebanyak 20 tan per hektare. Selain pupuk alami, pupuk buatan juga diberikan untuk menunjang pertumbuhan. Urea, SP-36, dan KCl diberikan tiga kali selang empat bulan sekali. Pupuk tersebut diberikan setelah satu bulan tanam dengan cara melingkarkan pada tumbuhan.

Penyiangan dilakukan agar tanaman bebas dari gulma. Tanaman dibiarkan hanya 2—3 batang tunas tiap rumpun. Batang yang lain sengaja dipangkas supaya tumbuh rebung yang lebih banyak dan bermutu tinggi. Jika tidak dibuang, tanaman asparagus akan tumbuh seperti semak belukar.

Hama yang sering menyerang tanaman ini antara lain penggerek batang kumbang merah, spesies Crioceris duodecimipuntata. Selain itu, asparagus juga rawan diserang penggerek rebung oleh kumbang biru atau Crioceris asparagi. Kutu sisik Aspidotus sp. dan kutu putih Pseudococcus sp. juga kerap menyerang.

Hama-hama tersebut dapat diatasi dengan semprotan insektisida Bayrusil dan Tamaron 0,2—0,5 persen atau insektisida sistemik lainnya.

Selain terserang hama, asparagus juga rawan terserang penyakit. Beberapa penyebab penyakit pada asparagus antara lain cendawan Stemphylum sp, yang menyerang saat lingkungan lembap dan udara kering. Gejala yang ditimbulkan adalah daun menampakkan strip noda berwarna kecokelatan mengering. Mengatasi cendawan ini dapat menggunakan fungisida Dithane M-45, Antracol, Difolatan, Benlate, dan Cobox secara intensif.

Penyakit juga bisa ditimbulkan oleh cendawan Botrytis sp. Ciri serangannya adalah rebung busuk lunak berair. Penyakit ini dapat ditimbulkan akibat penggunaan pupuk kandang dan pupuk kompos yang belum matang.

Tunas yang baru muncul juga bisa berubah jadi layu. Hal ini disebabkan oleh Fusarium asparagi. Penyakit fusarium dapat menyebabkan kebusukan rebung asparagus selama pengangkutan dan penyimpanan di gudang.

Musim kemarau dan udara panas dapat memicu munculnya penyakit karat daun yang disebabkan oleh Puccina asparagi. Selain itu, akan muncul juga penyakit bercak daun berwarna abu-abu yang disebabkan oleh Cercospora asparagi.

Jika Anda tertarik ingin mengetahui cara bertanam asparagus, silakan membaca informasi lengkapnya di buku Bertanam Sayuran Daun dan Umbi.