Perilaku Kelinci yang Menyebabkan Penyakit

Kelinci memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi, terutama mulai dari saat dilahirkan hingga penyapihan Serangan penyakit pada kelinci bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.

Potensi Kelinci Sebagai Ternak Penghasil Daging

1) Sanitasi kandang kurang bagus.

2) Pakan yang diberikan berkualitas jelek.

3) Volume/jumlah pakan yang diberikan kurang.

4) Air minum yang diberikan kotor atau kurang.

5) Kekurangan zat nutrisi (protein, vitamin, atau mineral),

6) Tertular penyakit dari kelinci lain yang menderita sakit.

7) Perubahan cuaca.

Tingkah laku yang salah pada kelinci bisa menyebabkan penyakit. Perilaku tersebut di antaranya kanibal dan induk terlalu muda.

  1. Kanibal

Sebenarnya kanibal bukanlah penyakit, tetapi bisa mengakibatkan

penyakit. Kanibal lebih tepat disebut perilaku atau karakter. Dari 100 ekor

kelinci, sebenarnya yang kanibal hanya 1—2 ekor saja. Namun, jika tidak

diwaspadai, kelinci yang kanibal akan menularkan karakternya kepada

kelinci lain, bahkan mewariskan tingkah lakunya itu. Contoh perilaku kanibal adalah cakar-cakaran atau berkelahi. Hal ini

akan mengakibatkan kelinci terluka. Bermula dari luka inilah, penyakit

tetanus muncul. Apalagi jika didukung dengan kondisi sanitasi kandang

yang kurang bersih. Untuk menghindari kanibal, segera pisahkan atau

karantinakan kelinci yang kanibal dalam kandang khusus.

  1. Induk muda tidak mau menyusui

Syarat indukan yang bagus adalah telah berumur enam bulan. Jika

kurang, sifat keindukan kelinci umumya masih kurang. Hal ini kerap

dilakukan peternak demi mengejar keuntungan. Meskipun sepertinya

menguntungkan, tetapi hal tersebut sebenarnya merugikan di kemudian

hari. Induk yang dikawinkan kurang dari 6 bulan biasanya tidak mau

menyusui anaknya. Akibatnya, anakan kelinci tidak mendapatkan asupan

nutrisi yang cukup. Kondisi kekurangan nutrisi bisa memicu munculnya

berbagai penyakit, misalnya umonia (radang paru), kembung, cacingan.

 

Sumber: Buku Kelinci Potong