Perkawinan Induk Kambing Muda

Pertanianku – Masa produktif seekor induk dimulai saat terjadi perkawinan dengan pejantan yang subur. Penentuan umur kawin pada induk muda sering menjadi pertimbangan dalam pengelolaan induk. Sebenarnya saat timbulnya birahi pertama kali (sekitar 7 bulan), induk muda secara biologis sudah mau menerima pejantan dan dapat dikawinkan. Namun, umur sebenarnya bukan satu-satunya faktor utama yang menentukan saat kawin yang optimal induk muda. Faktor lain yang sangat penting adalah bobot tubuh.

Kambing Boer_malang_rudi_090614 (2232)

Oleh karena itu, sebaiknya perkawinan ditunda sampai induk mencapai bobot tubuh tertentu meskipun telah birahi pertama. Saat yang paling baik untuk pertama kawin saat bobot tubuh mencapai 70—75% dari potensi bobot dewasa tubuhnya.

Perkawinan induk muda yang pertama kali pada bobot tubuh dan umur yang tidak optimal berpotensi memiliki jumlah anak sekelahiran yang tunggal selama masa produksinya. Selain itu, perkawinan tersebut berpotensi menyebabkan induk melahirkan anak dengan bobot tubuh yang rendah pula atau induk tidak pernah mampu mencapai potensi bobot tubuhnya.

Besaran bobot dewasa tubuh sangat tergantung ras atau bangsa kambing. Karena bobot tubuh berhubungan erat dengan umur, rekomendasi umur kawin pertama juga tergantung bangsa kambing. Bangsa kambing dengan bobot tubuh besar, seperti kambing boer, biasanya dikawinkan pada umur yang lebih tua dibandingkan dengan bangsa kambing dengan ukuran tubuh kecil, seperti kambing kacang.

Induk muda kambing boer, misalnya, biasanya dikawinkan pertama kali umur 15 bulan atau lebih. Adapun induk muda kambing kacang biasanya dikawinkan umur 8—9 bulan atau saat mencapai bobot tubuh sekitar 14—16 kg.

 

Sumber: Buku Bisnis Pembibitan Kambing