Pertanianku – Dari tahun ke tahun perkembangan genetik ayam broiler cukup pesat. Perkembangan tersebut ditujukan untuk menghasilkan ayam dengan karakteristik unggul dalam upaya memenuhi kebutuhan akan protein hewani yang harus didapat dengan biaya yang relatif lebih murah dan kecepatan pemenuhan yang tinggi dengan kualitas daging yang baik.
Hal tersebut diperlihatkan dengan semakin efisiennya penggunaan pakan (FCR semakin baik) setiap tahunnya, mulai tahun 1950 hingga tahun 2010 (Tabel 1).
Di samping keunggulan tersebut, ternyata ayam broiler memiliki sisi kelemahan terutama yang terkait dengan kesehatan dan tingkat sensitivitas terhadap penyakit. Hal tersebut timbul akibat tingkat stres yang lebih tinggi sebagai kompensasi pertumbuhan yang terlalu cepat. Kondisi ini semakin diperparah dengan pelaksanaan manajamen pemeliharaan yang konvensional atau sistem pemeliharaan yang masih mengacu pada pemeliharaan beberapa tahun yang lalu tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya diinginkan broiler untuk saat ini. Kebiasaankebiasaan pemeliharaan yang tidak berubah dan tidak mengikuti perkembangan yang ada akan menjadi bumerang terhadap proses produksi.
Kelemahan yang ada, seperti kesehatan dan tingkat sensitivitas terhadap penyakit dapat diatasi dengan meningkatkan sanitasi (biosecurity) dan manajemen pemeliharaan. Sanitasi kandang menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan secara terpadu, baik dalam masa istirahat kandang maupun selama dalam proses pemeliharaan. Tujuannya untuk menekan jumlah kuman dan bibit penyakit yang ada di sekitar lingkungan ayam.
Ayam dengan kondisi sehat dan produksi baik sekali pun sebenarnya tidak luput dari “intaian” bibit penyakit. Ketika kondisi ayam sehat dan kondisi lingkungan yang nyaman karena penerapan manajemen pemeliharaan yang baik, bibit penyakitnya bisa dikendalikan sehingga tidak bisa menginfeksi ayam.
Sistem manajemen pemeliharaan yang kurang baik, seperti penebaran sekam yang tidak memperhatikan waktu dan cara penebaran, layar yang sudah rusak dan bocor, tingkat amoniak yang tinggi di dalam kandang, dan kepadatan yang tinggi harus dihindari. Manajemen yang buruk tersebut akan memicu stres. Tingkat stres yang tinggi akan mempengaruhi secara langsung terhadap sistem kekebalan tubuh. Hal ini dikarenakan sistem hormonal di dalam tubuh ayam akan memproduksi suatu cairan yang akan menghambat terbentuknya sistem kekebalan tubuh dan antibodi.
Tolak ukur semua kebutuhan ayam broiler untuk saat ini pun bukanlah berdasarkan umur, tetapi performance produksinya, yaitu berat badan, baik itu kebutuhan terhadap temperatur, kepadatan, jumlah peralatan, dan jumlah oksigen di dalam kandang. Sebagai contoh, terjadi perbedaan dalam penentuan perluasan area brooding. Awalnya, penentuan pergeseran kandang (perluasan area brooding) dan penambahan peralatan (tempat pakan dan minum) berdasarkan umur ayam. Kini pergeseran (perluasan area brooding) dan penambahan tempat pakan dan minum berdasarkan kebutuhan. Jika kondisi ayam sudah padat, area kandang harus segera dilebarkan dan ditambah tempat pakan dan minumnya.
Sumber: Buku Paduan Lengkap Ayam Broiler