Pertanianku – Pada dasarnya, kuda merupakan hewan yang dekat dengan manusia sehingga keberadaannya dipertahankan karena ketangkasan, ketahanan, dan kecepatannya dalam berlari. Hal itulah yang memberi daya tarik bagi manusia untuk olahraga ketangkasan berkuda dan pacuan kuda. Dengan adanya olahraga berkuda, mendorong kita untuk berusaha memperbaiki mutu ternak kuda melalui grading-up kuda lokal dengan kuda impor.
Tujuan khususnya seperti untuk kecepatan lari dan ketangkasan. Sesuai dengan perkembangan kebudayaan dan pengalaman, manusia berusaha untuk mendapatkan kuda-kuda yang andal dalam berpacu, cerdas, patuh, setia, dan tangkas. Untuk menghasilkan kuda yang mempunyai keunggulan tersebut, tentu harus disertai dengan usaha-usaha yang disebut dengan seleksi dan pengaturan pembiakan serta manajemen yang baik.
Dalam rangka meningkatkan olahraga berkuda, terutama kuda pacu, dibuat suatu ketetapan mengenai standar kuda pacu khas Indonesia yang disebut Kuda Pacu Indonesia (KPI). Ketetapan tersebut dibuat berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal Peternakan No. 105/ TN.220/Kpts/DJP/Deptan/1995 tanggal 24 Februari 1995 yang dikuatkan dengan surat keputusan Menteri Pertanian No. 4468/Kpts/SR.120/7/2013 tanggal 9 juli 2013 tentang pelepasan rumpun kuda pacu Indonesia. Melalui ketetapan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan kuda idaman yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan perkawinan silang antara betina lokal dengan pejantan Thoroughbred (TB) yaitu breed kuda khusus untuk tujuan pacu sampai generasi ke-3 atau ke-4 (F3 atau F4) dan seterusnya. Perkawinan silang F3 dengan F3 atau F3 dengan F4 atau F4 dengan F4, yang kemudian disebut dengan Kuda Pacu Indonesia (KPI) seperti pada Tabel 1.
Diharapkan keturunannya akan memenuhi syarat sebagai kuda pacu atau kuda olahraga lainnya, yaitu memiliki tinggi badan minimal 1,50 m; bentuk tubuh yang serasi dan daya tahan yang kuat; memiliki kekebalan terhadap penyakit; dan bisa beradaptasi dengan lingkungan serta makanan yang secara ekonomis dapat terjangkau oleh masyarakat.
Sumber: Buku Kuda