Pertanianku – Tidak dipungkiri, beberapa negara di kawasan Asia terus dibanjiri lovebird yang didatangkan dari berbagai negara. Di tanah air, lovebird yang eksistensinya kian menanjak ini berdampak terhadap pasokan pasar. Walaupun sudah terbilang banyak penangkar lovebird di berbagai daerah, tetap saja butuh pasokan dari luar sehingga lovebird impor terus mengisi pasaran lokal.
- Negara pemasok lovebird di Asia
Sekarang ini perkembangan lovebird, khususnya di kawasan Asia, dapat dikatakan mengalami kebangkitan secara signifikan. Penangkarannya sudah dilakukan banyak negara, seperti Singapura, Taiwan, Hongkong, dan Cina. Secara kualitas lovebird yang didatangkan dari negara di kawasan Asia tidak jauh berbeda dari hasil tangkaran lokal. Adapun keunggulannya cenderung terhadap warna bulunya yang tergolong cukup menarik. Hal tersebut bisa jadi sengaja dipesan para importir untuk mengesankan kualitasnya lebih unggul dari lovebird lokal.
- Warna bulu lovebird lokal bisa sebaik lovebird impor
Lovebird impor, terutama dari Eropa, seperti Belanda, umumnya dibeli para breeder untuk dijadikan indukan. Selanjutnya, mereka mengawinsilangkan dengan lovebird hasil anakan sendiri atau dijodohkan dengan sesama lovebird impor. Ada breeder yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas suaranya dan ada juga untuk meningkatkan kualitas corak/warna bulunya. Inovasi para breeder sekarang ini semakin berani dan sudah banyak menuai keberhasilan. Bahkan, corak atau warna bulu lovebird dari kawasan Asia tidak kalah kualitasnya dari lovebird dari Eropa.
Siapa pun yang ingin menekuni penangkarannya bisa menghasilkan lovebird berbulu eksotis. Hal ini sangat dimungkinkan karena crossbreeding (kawin silang) dengan pola tertentu bisa dilakukan. Gradasi dan mutasi warna bulu dapat terjadi pada unggas yang dikawinsilangkan, seperti lovebird. Oleh karena itu, tidak jarang hasilnya menimbulkan penyimpangan genetik atau resesif. Artinya, bisa muncul warna yang tidak lazim, tetapi menarik untuk dilihat. Hal seperti itu sudah terjadi pada ikan koi (Nishiki Goi) yang dibudidayakan bangsa Jepang dan Cina sejak lama. Sayangnya warna bulu yang dihasilkan oleh breeder Asia, terutama breeder lokal Indonesia belum terangkat secara berarti karena cenderung mengonteskan suaranya, bukan warna bulunya.
Sumber: Buku Love Bird