Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Kandang Ayam Petelur

Pertanianku – Tenaga kerja kandang merupakan salah satu sumber daya manusia yang berperan srategis dalam usaha ayam petelur, khususnya manajemen pemeliharaan. Tanpa tenaga kerja kandang yang berkualitas, peternakan ayam petelur tidak akan dapat berkembang dengan baik. Untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, perlu memperhatikan biaya pengelolaan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan oleh suatu usaha peternakan ayam petelur dapat diperkirakan berdasarkan populasi ayam petelur yang dipelihara, termasuk periode produksi.

Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Kandang Ayam Petelur

Kebutuhan tenaga kerja kandang tidak hanya terbatas pada jumlah, melainkan dalam hal kualitas. Apabila akan merekrut tenaga kerja kandang, tenaga tersebut nantinya harus mendapat pelatihan khusus. Tujuannya agar tenaga kerja itu memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Manajemen pemeliharaan ayam dari penanganan DOC, pemberian pakan, mengatur lingkungan kandang, dan mengenal gejala penyakit ayam.

2) Adaptasi lingkungan yang cukup terisolir karena tenaga kerja kandang harus tinggal di kandang atau tempat sekitar kandang.

3) Ketelitian, kecermatan, dan kesabaran dalam memelihara ayam.

4) Pelaksanaan tugas-tugas yang memerlukan fisik yang sehat dan kuat.

Jumlah tenaga kandang yang diperlukan untuk pengembangan usaha (penambahan populasi ayam), tergantung sistem manajemen yang diterapkan dan ketersediaan tenaga yang ada. Setiap daerah atau lokasi memerlukan sistem manajemen tersendiri dan menghadapi persoalan yang berbeda dalam hal merekrut tenaga kerja kandang. Namun, secara umum kebutuhan tenaga kerja kandang ayam petelur yang ideal, yaitu setiap tenaga kandang untuk 1.500—2.500 ekor, tergantung teknologi yang digunakan. Semakin canggih teknologi yang digunakan, kebutuhan tenaga kerja kandang semakin rendah. Untuk penambahan 5.000 ekor, diperlukan tambahan tenaga kerja kandang sebanyak 2—3 orang.

Perusahaan ayam petelur yang telah menggunakan peralatan super canggih dengan sistem pemberian pakan dan minum secara otomatis memakai tenaga kerja jauh lebih sedikit. Setiap tenaga kerja dapat menangani 5.000—6.000 ekor. Apabila pengambilan telur juga dilakukan dengan sistem otomatis, setiap tenaga kerja dapat menangani sekitar 10.000 ekor.