Perlu Adanya Peningkatan Penerapan Urban Farming

Pertanianku — Populasi manusia terus meningkat pertumbuhannya. Ini dibarengi dengan semakin meluasnya pemukiman untuk tempat tinggal terutama di daerah perkotaan sehingga alih fungsi lahan pertanian pun terjadi. Dengan begitu, lambat laun manusia akan krisis pangan. Sebagai solusinya, perlu ada peningkatan penerapan urban farming di kalangan masyarakat perkotaan.

penerapan urban farming
Foto: Shutterstock

Urban farming atau bisa disebut pertanian urban merupakan cara budidaya produk pertanian yang ditanam di daerah perkotaan yang lahannya terbatas. Urban farming ini bisa dibilang mudah dalam penerapannya. Ilmu yang dibutuhkan bisa dipelajari sendiri dan cukup sederhana.

Hal yang paling penting, yaitu harus selektif dalam memilih tanaman agar sesuai dengan keadaan lahan yang ada. Di samping itu, urban farming ini juga bisa menjadi hobi dan gaya hidup yang manfaatnya akan banyak didapatkan.

Urban farming juga memiliki peluang bisnis yang cukup menggiurkan. Hasil yang didapatkan bisa menambah penghasilan di lingkungan rumahnya dan walaupun tidak dalam jumlah yang besar bisa memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga. Pelaku juga bisa memastikan produk yang dihasilkan tidak mengandung bahan kimia atau pestisida. Selain itu, dengan penerapan urban farming ini juga dapat mengurangi pencemaran udara dan membuat lingkungan menjadi lebih indah.

Penerapan urban farming bisa dibilang sudah cukup banyak dan sukses dilakukan. Sebagai contoh di salah satu rusunawa di Jakarta, para penghuninya menerapkan sistem pertanian hidroponik di lingkungannya. Hasil yang didapatkannya pun bisa untuk memenuhi kebutuhan sendiri yang secara tidak langsung mengurangi pengeluaran penghuni rusunawa tersebut.

Hal ini harus terus diterapkan dan dikembangkan di lingkungan perkotaan seperti Jakarta. Di samping itu, banyak komunitas yang bisa menampung dan mendukung sistem urban farming ini, seperti Indonesia Berkebun, Jakarta Berkebun, Bandung Berkebun, dan Banten Berkebun. Pemerintah pun juga sangat mendukung program ini.

Banyak manfaat dari penerapan urban farming. Pertama, untuk memanfaatkan lahan yang kosong dengan ukuran berapa pun. Urban farming tidak membutuhkan ukuran lahan tertentu, namun tergantung kreativitas bagaimana menggunakannya. Sebagai contoh kita bisa menerapkan model vertikultur atau bercocok tanam secara vertikal pada lahan yang sangat sempit.

Selain itu, dengan urban farming masyarakat kota tidak akan lagi ketergantungan terhadap pasar. Kebutuhan pangan bisa terpenuhi dengan hasil yang didapatkan. Hal ini bisa membantu menstabilkan harga di pasaran karena permintaan akan cenderung menurun.

Penerapan urban farming ini diharapkan juga bisa menjadi penyegar pikiran bagi masyarakat perkotaan. Dengan melakukan aktivitas bercocok tanam di lingkungan rumah atau kantor, akan membuat pikiran menjadi segar kembali. Bisa juga untuk mengisi waktu luang yang dipunya. Selain untuk mendapatkan hasilnya, setidaknya lingkungkan menjadi lebih tertata dan bisa menjadi pemandangan sendiri yang juga untuk menyegarkan pikiran.

Di Indonesia sendiri, walaupun sudah banyak gerakan urban farming, tetap masih kurang signifikan hasilnya. Seperti yang dikatakan Hermanto Siregar sebagai pengamat pertanian bahwa dalam penerapan urban faming masyarakat Indonesia masih sangat kurang.

Hal ini dinilainya karena Indonesia masih mempunyai lahan pertanian yang luas di pedesaan sehingga masyarakat kota pun masih banyak yang tergantung pada hasil desa tersebut. Namun, ia juga mengatakan bahwa pertanian organik yang diterapkan di urban farming ini juga potensial karena memiliki harga yang lebih tinggi. Pertumbuhan populasi di perkotaan seharusnya dibarengi dengan pertumbuhan populasi lahan pertaniannya.