Pertanianku – Sebagai solusi meningkatkan produktivitas komoditas garam, pemerintah perlu melakukan langkah seperti menerapkan teknologi canggih guna menunjang produksi di komoditas tersebut. Pasalnya, jelas terlihat indikasi penurunan tambak lahan garam yang saat ini tengah terjadi.
“Ada situasi dan kondisi buruk dari pergaraman Indonesia yang perlu segera diperbaiki, yaitu intervensi teknologi berbiaya murah untuk produksi dan pengolahan garam,” kata Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Susan Herawati Romica.
Menurutnya, rencana pemerintah yang akan mengimpor garam konsumsi tidak menyelesaikan masalah atas krisis garam saat ini. Ia berpendapat langkah impor tersebut sebagai kebijakan instan padahal panen garam lokal diperkirakan akan dimulai Juli lalu.
Bahkan, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, berharap adanya modifikasi atau pemanfaatan teknologi pengelolaan garam untuk menghasilkan kualitas lebih baik sekaligus mengantisipasi kelangkaan komoditas tersebut akibat faktor cuaca.
“Kami harap pemerintah pusat bisa mencarikan solusi dengan pemanfaatan teknologi terhadap pengelolaannya,” ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Kamis (27/7).
Pemanfaatan teknologi saat Dahlan Iskan menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah mulai mengarah, tetapi seiring pergantian menteri maka upayanya pun berbeda. Sementara itu, pemerintah pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan bantuan teknologi geomembran kepada petambak garam di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, pada musim produksi garam 2017.
“Ada 15 hektare lahan tambak garam di Kecamatan Pademawu yang mendapatkan bantuan teknologi geomembran saat ini,” jelas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemerintah Kabupaten Pamekasan Nurul Widiastutik.
Sementara, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Serpong menjalin kerja sama dengan PT Garam (Persero) berencana mengembangkan produksi garam dalam negeri dengan membangun pabrik baru dan melakukan revitalisasi produk garam. Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Prof. Eniya Listiani Dewi, mengatakan pengembangan produksi garam tersebut akan dipusatkan di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.